SIKM Dicabut, Operator Bandara Berharap Penerbangan Kembali Ramai
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 17 Juli 2020 13:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Pengelola bandara di bawah naungan PT Angkasa Pura (Persero) berharap pencabutan syarat surat izin keluar-masuk (SIKM) oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal mulai menggeliatkan lini bisnis penerbangan.
Vice President Corporate Secretary Angkasa Pura I Handy Heryudhitiawan mengatakan penghapusan syarat tersebut akan menyederhanakan proses penanganan penumpang di simpul transportasi.
“Semoga hal ini akan merangsang publik untuk mulai melaksanakan perjalanan dengan pesawat udara,” katanya Handy kepada Tempo, Jumat, 17 Juli 2020.
Menurut Handy, selama ini masyarakat menghadapi kekhawatiran untuk bepergian lantaran harus mengantre panjang demi mengurus pelbagai syarat yang ditetapkan, termasuk SIKM. Belum lagi, petugas mesti mengecek protokol kesehatan seluruh calon penumpang.
Penghapusan SIKM telah diumumkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara resmi melalui situs ppid.jakarta.go.id pada 17 Juli 2020. Meski dicabut, masyarakat tetap harus mengantongi syarat status aman untuk masuk ke Ibu Kota dari self-assessment atau pemeriksaan pribadi pada layanan corona likehood metric (CLM) di aplikasi Jakarta Kini (Jaki). Masa berlaku CLM itu tujuh hati.
Sejak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberlakukan pelonggaran terhadap PSBB menjadi PSBB transisi, Handy mencatat penumpang perseroannya memang mulai tumbuh meski masih jauh dari kondisi normal. Situasi ini diperkirakan akan terus membaik setelah pemerintah menggeber perjalanan dinas ke tujuh destinasi wisata.
<!--more-->
Berdasarkan data Angkasa Pura I, jumlah penumpang di 15 bandara pada Selasa, 14 Juli 2020 sebanyak 39.830. Angka ini setara dengan 18 persen dari kondisi normal atau sebelum pandemi yang per harinya mencapai 223.377 penumpang.
Sedangkan pergerakan pesawat per 14 Juli 2020 tercatat sebesar 704 penerbangan atau 27 persen dari masa normal sebelum pandemi. Pergerakan terbesar tercatat di Bandara Internasional Juanda, Surabaya dengan jumlah penumpang 10.269 orang dan frekuensi pesawat sebanyak 133 penerbangan.
Handy mengatakan masih perlu waktu cukup panjang untuk memulihkan industri penerbangan speerti sedia kala. “Namun demikian, adanya pertumbuhan trafik akan kami sambut baik,” tuturnya.
Untuk lebih mendongkrak penumpang, Handy memandang perlu ada stimulus di tempat wisata dan lokasi bisnis agar masyarakat mau bepergian dengan pesawat. Apalagi, dia memastikan saat ini pengelola penerbangan sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penularan virus.
Dihubungi terpisah, Vice President Corporate Communications PT Angkasa Pura II (Persero) Yado Yarismano mengestimasikan sejak awal Juli, pergerakan pesawat di bandara yang dikelola perseroannya meningkat menjadi 30 persen dari kondisi normal. “Sebagai contoh pergerakan pesawat normal di Bandara Internasional Soekarno-Hatta sekitar 1.100-1.200 penerbangan dan saat ini pergerakan pesawatnya sekitar 350-370,” ucapnya.
Ia menilai, dengan sejumlah relaksasi, perjalanan dengan transportasi udara akan lebih menggeliat. “Tentu saja dengan penerapan protokol kesehatan dari semua stakeholder sehingga perjalanan udara ini dapat dilakukan dengan aman dan nyaman,” ucapnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA