Harga Minyak Kembali Naik jadi USD 43,24 per Barel
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 11 Juli 2020 13:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah rebound setelah sejumlah pengembangan untuk pengobatan virus corona terbaru menunjukkan hasil yang menjanjikan. Walapun secara umum jumlah kasus Covid-19 yang terus bertambah tetap memberi tekanan terhadap pasar.
Dilansir melalui Bloomberg, harga minyak naik 2,4 persen di New York pada Jumat dan masih tetap berada pada jalur penurunan untuk pekan ini. Di sisi lain, pasar mengikuti pergerakan saham yang lebih tinggi setelah Gilead Sciences Inc. mengatakan pengobatan remdesivir mengurangi risiko kematian Covid-19 sebesar 62 persen.
Adapun harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus naik 93 sen menjadi US$ 40,55 per barel di New York. Sementara harga minyak Brent untuk kontrak September naik 89 sen menjadi US$ 43,24 per barel.
Meski begitu, pandemi virus corona yang masih tetap meresahkan di seluruh dunia membuat Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pemulihan pasar potensial kembali gagal. “Jika ada satu hal positif hari ini mengenai minyak dan virus, itu adalah berita tentang remdesivir,” kata Michael Hiley, kepala perdagangan energi bebas di LPS Futures yang berbasis di New York, seperti dikutip melalui Bloomberg, Sabtu, 11 Juli 2020
"Tetap saja, kita mau tidak mau akan terus mengacu pada angka penambahan infeksi virus baru yang keluar setiap hari," kata Hiley.
<!--more-->
Seperti diketahui, harga minyak mentah berjuang untuk memperpanjang reli baru-baru ini ketika para pedagang menimbang risiko dari wabah virus baru. California, Texas dan Florida dilaporkan mencatat beberapa kenaikan harian terbesar dalam kasus dan kematian akibat Covid-19 pekan ini.
Ada risiko yang semakin besar dari peningkatan angka infeksi yang dapat menghambat upaya untuk membuka kembali perekonomian. "Sampai ekonomi terbuka lagi, sulit untuk membayangkan minyak secara konsisten kembali ke keadaan sebelum pandemi," kata Hiley.
Adapun IEA mengatakan permintaan dapat meningkat tajam selama tiga bulan ke depan karena di beberapa kawasan aktivitas ekonomi telah berlanjut, agensi itu juga memperingatkan tingginya infeksi akibat virus corona. Di beberapa negara bagian AS dan muncul kembali di Asia, akan membayangi prospek.
Pasokan minyak mentah juga bisa menjadi lebih berlimpah karena National Oil Corp Libya mengumumkan akan mengangkat force majeure pada semua ekspor setelah berbulan-bulan pengiriman hampir nol. Tanker Kriti Bastion mulai memuat 730.000 barel minyak mentah di Pelabuhan minyak Es Sider, dengan kargo menuju Italia, menurut operator pelabuhan Waha Oil Co.
BISNIS