Faisal Basri Dukung Bantuan Tunai, Kritik Bantuan Sembako

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Budi Riza

Sabtu, 11 Juli 2020 02:01 WIB

Menteri Sosial Juliari P. Batubara hadir di Kabupaten Garut mengecek langsung penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST).

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Faisal Basri mengritik langkah pemerintah yang memilih memberikan bantuan sembako kepada masyarakat di tengah pandemi Covid-19 daripada memberi bantuan tunai.

Faisal mengatakan pemberian sembako langsung kepada masyarakat membuat dana untuk pembelian sembako itu tidak berputar di masyarakat seperti di kalangan usaha mikro, kecil, dan menengah atau umkm.

"Kok penanganan dampak Covid-19-nya justru mematikan usaha kecil. Katanya UMKM mau didayagunakan, tapi ada dana 63 triliun rupiah yang dipakai untuk diserahkan kepada rakyat dalam bentuk sembako. Jadi rakyat tidak membeli lagi di warung tetangga dan pasar tradisional," ujar Faisal dalam diskusi daring, Jumat, 10 Juli 2020.

Faisal mengatakan apabila bantuan diberikan dalam bentuk sembako, artinya pemerintah membeli langsung ke pabrikan dan kemudian diberikan kepada masyarakat. Sehingga, masyarakat tidak lagi belanja ke pelaku ekonomi sekitar.

Di samping itu, bantuan sembako, menurut Faisal, tidak bakal tepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Misalnya saja, keluarga yang mengidap diabetes pasti tidak memerlukan beras dan gula, sementara keluarga yang memiliki bayi bisa jadi akan mengalokasikan dananya lebih untuk susu.

"Kalau sekarang seluruh masyarakat dipukul rata untuk membeli sembako, mi, gula, dan beras yang mungkin mematikan warung tetangga dan pasar tradisional," ujar Faisal Basri.

Pemerintah saat ini memiliki sejumlah program bantuan sosial untuk masyarakat. Salah satunya adalah bansos dalam bentuk sembako.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi biaya penanganan Covid-19 bidang perlindungan sosial hingga 30 Juni 2020 telah mencapai Rp72,5 triliun. Realisasi anggaran itu mencapai 35,6 persen dari pagu yang dipatok Rp203,9 triliun.

Realisasi terbesar datang dari Program Keluarga Harapan yang mencapai Rp 24,1 triliun, atau 64,4 persen dari pagu Rp 37,4 triliun. Bantuan tunai bersyarat itu disalurkan untuk 10 juta keluarga penerima manfaat.

Berikutnya, Bantuan Sosial Tunai telah disalurkan senilai Rp15,6 triliun, atau 48 persen dari pagu. Penyaluran bantuan sosial tunai dilakukan untuk 8,77 juta KPM non-Jabodetabek.

Sementara itu, penyaluran Bansos Sembako telah mencapai Rp 1,4 triliun atau 20,1 persen dari pagu. Penyaluran paket sembako telah dilakukan bagi 1,86 juta KPM Jabodetabek.

Selanjutnya, Kartu Sembako realisasinya sudah mencapai Rp20,5 triliun atau 47 persen dari pagu Rp 43,6 triliun. Penyaluran bantuan pangan itu telah dilakukan untuk 18,83 juta KPM.

Program lainnya adalah Diskon Listrik, yang realisasinya sudah Rp 3,1 triliun atau 44,9 triliun dari pagu Rp 6,9 triliun. Penyaluran bantuan ini dilakukan bagi 31,2 juta rumah tangga.

Di samping itu, Bantuan Langsung Tunai Dana Desa realisasinya baru mencapai Rp5,5 triliun atau 17,3 persen dari pagu Rp31,8 triliun. Penyaluran telah dilakukan bagi 6,48 juta KPM.

Terakhir, Program Kartu Prakerja realisasinya baru Rp2,4 triliun atau 12,1 persen dari pagu Rp 20 triliun. Program itu sudah dinikmati 680,92 ribu peserta. Adapun program itu baru terlaksana sampai gelombang ketiga, Pelaksanaan gelombang berikutnya masih menunggu hasil review dari KPK, BPK, Kejaksaan, hingga Polri.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ekonom Sepakat dengan Kritik Faisal Basri terhadap Menteri yang Bersaksi di Sidang MK, Puncak Arus Balik Lebaran

13 hari lalu

Terkini Bisnis: Ekonom Sepakat dengan Kritik Faisal Basri terhadap Menteri yang Bersaksi di Sidang MK, Puncak Arus Balik Lebaran

Yusuf Wibisono turut mengkritik menteri Muhadjir Effendy yang mengklaim tidak ada pengaruh bansos terhadap perolehan suara Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Dukung Kritik Faisal Basri terhadap 3 Menteri yang Bersaksi soal Politisasi Bansos di MK

13 hari lalu

Ekonom Dukung Kritik Faisal Basri terhadap 3 Menteri yang Bersaksi soal Politisasi Bansos di MK

Yusuf Wibisono menilai pendapat ketiga menteri di hadapan majelis hakim MK mengecewakan publik.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

15 hari lalu

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

Faisal Basri mengkritik statment Airlangga Hartarto dalam sidang sengketa Mahkamah Konstitusi yang menyebut produksi beras di Indonesia turun karena El Nino.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

15 hari lalu

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

Faisal Basri menanggapi kesaksian empat menteri Presiden Jokowi dalam sidang sengketa Pilpres 2024. Tiga di antaranya disebut hanya membaca pidato.

Baca Selengkapnya