Eks Menkeu: Diam di Rumah Berdampak Negatif Bagi Ekonomi RI

Reporter

Bisnis.com

Jumat, 3 Juli 2020 15:29 WIB

Menteri Keuangan Chatib Basri. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Menkeu Chatib Basri menyoroti masa pandemi Covid-19 yang memaksa orang untuk berdiam diri di rumah. Menurut dia, hal itu berdampak negatif bagi perekonomian secara keseluruhan.

Chatib Basri menganalogikan bahwa kegiatan perekenomonian terjadi karena adanya pertemuan antara pasar dan konsumen. Dengan adanya pandemi, tidak ada lagi pertemuan dan hal itu menggerus sektor ekonomi.

"Lama orang tahan untuk tetap stay di rumah tergantung seberapa banyak tabungan yang dimiliki. Jika punya tabungan, orang masih bisa menikmati kemewahan saat harus tinggal di rumah. Tapi buat yang tidak memiliki tabungan, dorongan untuk mencari penghasilan di luar rumah akan makin kuat," kata Chatib Basri.

Hal itu disampaikan Chatib Basri saat menjadi pembicara pada webinar Dampak Covid-19 terhadap Kondisi Perekonominan dan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia, diselenggarakan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School, Jumat, 3 Juli 2020.

Dikutip dari keterangan resmi IBS, Chatib Basri menyebutkan pasar tradisional bisa cepat pulih dibandingkan mal dalam kondisi saat ini. "Orang pilih-pilih jika akan ke mal lagi karena masih punya tabungan," ujar Chatib Basri.

Advertising
Advertising

Muhamad Chatib Basri tampil sebagai pembicara tunggal dalam webinar IBS yang dimoderatori Antyo Pracoyo. Ketua IBS Kusumaningtuti Sandriharmy Soetiono menjelaskan tema webinar dipilih karena saat ini pandemi Covid-19 telah menimpa hampir semua negara, termasuk Indonesia.

"Dampak dari penyebaran virus Corona terjadi di berbagai bidang, baik sektor riil, dunia usaha mikro, kecil dan menengah, sektor jasa keuangan, dan sebagainya," ujar Kusumaningtuti.

Menurut Kusumaningtuti perekonomian telah dihantam pandemi dan memaksa setiap pihak melakukan penyesuaian.

"Perekonomian mayoritas membutuhkan penyesuaian di beberapa sektor misalnya transportasi, industri manufaktur, pariwisata, perbankan, termasuk perguruan tinggi," ujarnya.

IBS adalah kampus yang didirikan Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia dan dibina langsung oleh Bank Indonesia.

IBS menerapkan Blended learning, dengan memadukan pertemuan tatap muka dan pembelajaran secara online memanfaatkan teknologi digital.

IBS menyediakan program beasiswa untuk mahasiswa berprestasi, baik secara akademik dan nonakademik. "Dalam kesempatan webinar kali ini dan di masa pandemi Covid-19, IBS bekerja sama dengan BNI memberikan beasiswa pendidikan kepada mahasiswa yang secara ekonomi kurang mampu dan berprestasi," kata Kusumaningtuti.

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

20 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Prabowo Serahkan Program Makan Siang Gratis ke Jokowi, TKN Siap Beri Usulan untuk RAPBN 2025

3 hari lalu

Prabowo Serahkan Program Makan Siang Gratis ke Jokowi, TKN Siap Beri Usulan untuk RAPBN 2025

TKN memastikan pembahasan program makan siang gratis untuk RAPBN 2025 sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi dan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

4 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

5 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

7 hari lalu

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara diperpanjang hingga Senin, 22 April 2024 akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

8 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya