Kejar Target Ekspor Batu Bara 400 Juta Ton, RI Bidik Pasar Baru

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Selasa, 30 Juni 2020 14:53 WIB

Tambang batubara Darma Henwa.

TEMPO.CO, Jakarta - Tahun 2020 ini, ekspor batu bara ditargetkan mencapai 400 juta ton. Namun, sampai 31 Mei 2020, baru 175,15 juta ton yang terealisasi. Jumlah ini bahkan 10 persen lebih rendah dari capaian tahun lalu.

Di sisi lain, nilai ekspor pun ikut turun karena harganya yang juga tertekan. Nilai ekspor untuk 175,15 juta ton ini hanya sebesar US$ 7,7 miliar, 18 persen lebih rendah dari tahun 2019.

"Ini menjadi pekerjaan rumah kami," kata Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sujatmiko dalam diskusi virtual di Jakarta, Selasa, 30 Juni 2020.

Agar ekspor tidak semakin tertekan, kini pemerintah intensif menjalin kontak dengan negara pasar baru, yang selama ini belum dimasuki batu bara Indonesia. Negara pasar baru itu si antaranya Bangladesh, Vietnam, Pakistan, serta Brunei Darussalam. Menurut Sujatmiko, Brunei ternyata di masa silam pernah mengimpor batu bara dari Indonesia, namun kini tidak lagi.

Selain menggarap pasar baru, untuk menggenjot ekspor, produksi batu bara nasional pun perlu dijaga. Adapun target produksi batu bara tahun ini 550 juta ton. Per 31 Mei 2020, baru tercapai 228 juta ton.

Advertising
Advertising

Agar produksi tetap berjalan normal, Kementerian ESDM sudah mengirim surat edaran kepada para penambang batu bara untuk kembali beroperasi. Tujuannya agar produksi tetap berlanjut, sekaligus tetap menjaga kondisi dan kesehatan karyawan penambang.

Redupnya kinerja ekspor batu bara sendiri telah memicu merosotnya Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor mineral dan batu bara akhirnya. Padahal, selama ini PNBP minerba adalah salah satu tulang punggung pendapatan negara. Sampai 31 Mei 2020, baru terkumpul Rp 14,55 triliun, dari target Rp 35,93 triliun.

Dampak sudah terlihat pada realisasi pendapatan negara yang diumumkan Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati beberapa waktu lalu. Pendepatan negara turun 9,02 persen year-on-year (yoy), menjadi Rp 664,32 triliun per akhir Mei 2020. Penurunan terjadi saat kebutuhan anggaran kian membengkak untuk penanganan Covid-19.

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

3 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

2 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

2 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

3 hari lalu

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

Kementerian ESDM menetapkan harga indeks pasar bahan bakar nabati atau HIP BBN biodiesel per Mei 2024 sebesar Rp 12.453 per liter.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

3 hari lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya