Uang Negara 30 T Ditempatkan di Himbara, Saham 4 Bank BUMN Jeblok

Kamis, 25 Juni 2020 14:21 WIB

Ilustrasi saham atau IHSG. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Sehari setelah pemerintah mengumumkan penempatan uang negara Rp 30 triliun ke bank umum, saham empat bank BUMN parkir di zona merah pada akhir perdagangan sesi I pada hari ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kemarin menyebutkan suntikan likuiditas itu akan ditempatkan di Bank Mandiri, BRI, BTN, dan BNI.

Pada sesi I hari ini, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI melemah 3,3 persen, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI turun 2,95 persen. Sedangkan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI susut 1,28 persen dan saham PT Bank Tabungan Indonesia (Persero) Tbk. atau BBTN terdepresiasi 1,23 persen.

Head of Research PT Indo Premier Sekuritas Jovent Muliadi menyatakan pihaknya mempertahankan rekomendasi netral untuk saham-saham perbankan setelah Kementerian Keuangan memberikan stimulus Rp 30 triliun ke bank himpunan milik negara (Himbara) tersebut. Dalam risetnya tertanggal 24 Juni 2020 disebutkan bahwa stimulus tersebut merupakan perkembangan paling positif bagi industri perbankan.

Namun, stimulus yang akan diberikan senilai Rp 10 triliun masing-masing ke BRI dan Bank Mandiri selanjutnya Rp 5 triliun masing-masing untuk Bank BNI dan Bank BTN tersebut dinilai tak cukup ketimbang nilai restrukturisasi yang diproses bank.

Dari hitungannya, kata Jovent, empat bank BUMN itu diperkirakan butuh likuiditas senilai Rp 150 triliun. "Besar sekali. Bahkan kalau stimulus kali ini diberikan 3 kali (menjadi Rp90 triliun), yang mana menurut kami juga tidak mungkin,” ucap Jovent, seperti dikutip dari hasil risetnya, Rabu, 25 Juni 2020.

Advertising
Advertising

Per Mei 2020, keempat bank pelat merah tersebut telah merestrukturisasi pinjaman senilai Rp 490 triliun. Perbankan juga masih harus menyisihkan modal kerja senilai 25-30 persen dari nilai pinjaman awalnya untuk melanjutkan operasional.

“Angka kami untuk 4 perbankan BUMN adalah 37-64 persen di bawah konsensus yang mencerminkan risiko penurunan pendapatan,” kata Jovent.

Meski begitu, Jovent menilai penempatan uang negara senilai Rp 30 triliun ke bank BUMN dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui PMK No.70/2020 tersebut lebih simpel dan langsung ketimbang regulasi sebelumnya seperti PP No.23 dan PP No.64. Suntikan dana itu menunjukkan komitmen pemerintah membantu likuiditas perbankan untuk memulihkan ekonomi pascarestrukturisasi.

Selain itu, kemungkinan dilusi merger dan akuisisi dari bank pelat merah pun menjadi berkurang. Pasalnya, Sri Mulyani telah menegaskan bahwa suntikan likuiditas ini dimaksudkan untuk segera disalurkan menjadi pinjaman ke sektor riil.

Selanjutnya, stimulus ini dapat disalurkan ke bank komersil yang setidaknya memiliki tingkat kesehatan di level 3 dan mayoritas kepemilikannya tidak dimiliki oleh asing. Adapun, dana suntikan likuiditas tersebut juga tidak boleh digunakan bank untuk membeli obligasi pemerintah maupun valuta asing. Dengan begitu, seharusnya kekhawatiran penyaluran kredit ke bank yang bermasalah bisa berkurang.

Sementara itu, Head ETF Desk Indo Premier Sekuritas Alexander Salim menambahkan sektor perbankan masih menarik karena saat ini diperdagangkan pada valuasi yang menarik sebesar 1,5 kali P/BV. Produk reksa dana ETF (exchange-traded fund) yang berbasis saham-saham perbankan pun masih direkomendasikan seperti XIML (MSCI Indo Large Cap), XISR (SriKehati), XIPI (Pefindo I-Grade), dan XIIF (Indo Financial).

BISNIS

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

7 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

11 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

4 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya