Harga Batu Bara Tertekan, Indika Energy Lakukan Efisiensi Biaya

Reporter

Bisnis.com

Senin, 22 Juni 2020 07:12 WIB

President Director PT Indika Energy Tbk M Arsjad Rasjid (2kiri) didampingi para direksi usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - PT Indika Energy Tbk menjaga kinerja di tengah fluktuasi harga batu bara dan bayang-bayang penurunan peringkat kredit. Head of Corporate Communications Indika Energy Ricky Fernando mengatakan bahwa fluktuasi harga batu bara menjadi elemen yang tidak dapat dikontrol oleh perseroan.

Emiten berkode saham INDY itu akan terus meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya dengan harapan dapat berdampak positif terhadap laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA).

“Selain menjaga tingkat produksi agar sesuai target, kami juga memastikan efisiensi biaya, optimalisasi belanja modal, dan menjaga kas perusahaan,” ujar Ricky kepada Bisnis, Minggu, 21 Juni 2020.

D
alam catatan Bisnis, dalam empat bulan pertama 2020 INDY mampu mencetak pertumbuhan volume produksi sebesar 10 persen secara tahunan. Sepanjang Januari-April, perseroan melalui anak usaha Kideco mencatat produksi sekitar 11,5 juta ton bara dan anak usaha lainnya PT MUTU sebesar 600.000 ton batu bara.

Di samping itu, efisiensi sudah terlihat hingga periode tiga bulan pertama 2020. Laporan keuangan INDY menunjukkan, beban pokok kontrak dan penjualan turun 8 persen menjadi US$ 536,59 juta. Penurunan antara lain didorong oleh beban bahan baku dan bahan bakar yang masing-masing turun 22 persen dan 16 persen secara tahunan.

Adapun pendapatan perseroan juga turun 8,5 persen ke posisi US$ 641,5 juta. Penurunan pendapatan tak lepas dari harga jual batu bara yang juga lungsur. Harga jual pada periode tiga bulan 2020 mencapai US$43 per ton, lebih rendah dari periode tiga bulan pertama di 2019.

Di sisi lain, INDY berpeluang mengalami penurunan peringkat kredit karena prospek sudah direvisi menjadi negatif oleh lembaga pemeringkat. Misal, Moody’s merevisi outlook Indika Energy dari stabil menjadi negatif. Kendati demikian, corporate family rating (CFR) dipertahankan di level Ba3.

ANTARA

Berita terkait

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

1 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

25 hari lalu

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk periode 2011-2016 Milawarman divonis bebas dalam kasus dugaan korupsi akuisisi saham milik PT Satria Bahana Sarana (SBS).

Baca Selengkapnya

Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

40 hari lalu

Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

Pusat Studi Ekonomi dan Sumber Daya Alam (Pusesda) menolak rencana Bahlil membagikan izin usaha pertambangan (IUP) ke organisasi kemasyarakatan.

Baca Selengkapnya

Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

40 hari lalu

Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sudah mencabut 2.051 Izin Usaha Pertambangan (IUP) sejak 2022.

Baca Selengkapnya

Neraca Dagang Indonesia-Vietnam 2023 Surplus, Ditopang Ekspor Batu Bara

49 hari lalu

Neraca Dagang Indonesia-Vietnam 2023 Surplus, Ditopang Ekspor Batu Bara

Neraca dagang antara Indonesia dan Vietnam mencapai USD 12,84 Miliar sepanjang 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Simbara Kerek Penerimaan Pajak dan Royalti Batu Bara

51 hari lalu

Luhut Sebut Simbara Kerek Penerimaan Pajak dan Royalti Batu Bara

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Simbara menaikan penerimaan pajak batu bara.

Baca Selengkapnya

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

29 Februari 2024

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Selengkapnya

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

19 Februari 2024

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

Ekonom Indef menyebut sejumlah sektor bakal terdampak oleh resesi yang melanda Jepang, tujuan ekspor terbesar keempat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Ekspor Batu Bara RI Lesu, Turun US$ 590,1 Juta: Terbesar ke Cina dan India

16 Februari 2024

Nilai Ekspor Batu Bara RI Lesu, Turun US$ 590,1 Juta: Terbesar ke Cina dan India

Sepanjang Januari 2024, nilai ekspor batu bara tercatat US$ 2,41 miliar, turun dari bulan sebelumnya US$ 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Selain Nonton Dirty Vote, Tonton Juga Sexy Killers yang Rilis Sebelum Pemilu 2019

12 Februari 2024

Selain Nonton Dirty Vote, Tonton Juga Sexy Killers yang Rilis Sebelum Pemilu 2019

Sebelum Dirty Vote, Dandhy Laksono Lebih Dahulu menggarap Sexy Killers yang tayang ketika masa tenang Pemilu 2019. Dengan kisah berbeda, Sexy Killers lebih membahas persoalan lingkungan di Indonesia.

Baca Selengkapnya