Bank Indonesia Prediksi Defisit Transaksi Turun di Bawah 2 Persen

Senin, 15 Juni 2020 11:55 WIB

Ilustrasi atau Logo Bank Indonesia. REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo

TEMPO.CO, JAKARTA - Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah memprediksikan neraca perdagangan Mei akan mengalami surplus signifikan. Hal ini, kata Nanang, dipicu oleh impor yang turun sejalan dengan fase perlambatan ekonomi domestik.

Surplus tersebut diperkirakan akan berlanjut pada bulan bulan berikutnya sejalan dengan kenaikan harga komoditas andalan Indonesia. "Terutama harga minyak sawit mentah (CPO) yang dalam beberapa pekan terakhir kembali meningkat seiring dengan naiknya kembali harga minyak dunia," ujar Nanang kepada Tempo, Ahad 14 Juni 2020.

Dengan begitu, BI memprakirakan defisit transaksi berjalan 2020 akan menurun menjadi di bawah 2,0 persen dari produk domestik bruto (PDB) dari prakiraan sebelumnya 2,5-3,0 persen PDB. Di tengah perkiraan ke depan defisit transaksi berjalan yang menurun, Nanang menuturkan arus modal masuk diperkirakan --terutama dalam bentuk investasi portfolio asing, akan kembali mengalir masuk setelah mengalami arus keluar yang cukup besar di Maret 2020.

Arus keluar tersebut dipicu oleh kecemasan pasar global terhadap mewabahnya Covid-19. Selama Mei 2020, arus masuk portfolio asing mencapai Rp 14,6 triliun, dalam pekan pertama Juni 2020 mencapai Rp 9 triliun.

Prospek arus masuk modal asing tersebut kemungkinan bisa berlanjut di melimpahnya likuiditas mata uang utama terutama dolar, euro, dan yen di pasar keuangan global karena gelontoran dari kebijakan the Fed, ECB, dan Bank of Japan.

"Kita lihat aset the Fed pada Mei ini sudah meningkat mencapai US$ 7 triliun karena banyak membeli surat berharga dari pasar (injeksi likuiditas ke pasar)," ujar Nanang.

Dengan perbaikan di necara transaksi berjalan dena neraca modal, ujar Nanang, maka seharusnya postur Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) akan membaik. Tingkat inflasi yang terjaga stabil di bawah 2 persen seharusnya menjadikan nilai tukar Rupiah secara real menjadi "undervalued".

"Oleh karena itu, kami melihat terdapat ruang yang cukup besar bagi rupiah untuk berlanjut menguat sesuai dengan nilai fundamentalnya dan mekanisme pasar yang berjalan cukup baik," ujar Nanang.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi surplus neraca dagang pada Mei lalu sebesar US $697 juta karena penurunan impor yang melebihi penurunan ekspor. Menurut dia, penurunan impor ini didorong oleh masih rendahnya aktivitas manufaktur di Indonesia, yang terlihat dari Purchasing Managers Index (PMI) Manufacturing pada Mei sebesar 28,6. Angka itu sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 27,5.

LARISSA HUDA

Berita terkait

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

14 jam lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

17 jam lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

22 jam lalu

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

Kementerian ESDM menetapkan harga indeks pasar bahan bakar nabati atau HIP BBN biodiesel per Mei 2024 sebesar Rp 12.453 per liter.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

1 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

2 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

2 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya