Ekonom Sebut Saat Ini Cetak Uang Tak Picu Inflasi karena ...

Kamis, 11 Juni 2020 07:58 WIB

Pekerja membawa karung berisi beras di Food Station Cipinang, Jakarta, Kamis, 16 April 2020. Bantuan sosial ini guna meningkatkan perlindungan masyarakat dari dampak ekonomi wabah virus corona COVID-19. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Kekhawatiran terjadinya lonjakan inflasi jika Bank Indonesia menambah uang beredar di masyarakat dinilai tidak beralasan.

Ekonom Core Piter Abdullah Redjalam mengatakan bahwa persoalan inflasi di Indonesia sebenarnya lebih banyak disebabkan oleh faktor distribusi dan administered price bukannya jumlah uang yang beredar.

"Jadi ketika itu dianggap akan memicu lonjakan inflasi, menurut saya tidak tepat," kata Piter dalam sebuah diskusi, Rabu 10 Juni 2020.

Piter menambahkan rasio M0 atau total uang koin dan uang kertas yang beredar terhadap produk domestik bruto (PDB) masih sangat rendah hanya 6 persen. Hal ini lebih rendah dibandingkan Thailand dan Kamboja.

Begitu pula dengan M2 atau pertumbuhan uang beredar dalam arti luas pada 2018 lalu hanya 38,8 persen. Angka ini masih kalah jika dibandingkan Malaysia yang lebih dari 100 persen. Apalagi, Jepang & China yang rasionya sampai 200 persen.

Advertising
Advertising

M2 adalah M1 uang kuasi (mencakup tabungan, simpanan berjangka dalam rupiah dan valas, serta giro dalam valuta asing), dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa waktu sampai dengan 1 tahun.

Piter menganggap posisi negara saat ini dalam kekeringan likuiditas, melakukan pelonggaran likuditas tidak serta merta memberikan lonjakan uang yang beredar.

"Kalaupun ada lonjakan demand selama suplai aman, kekhawatiran soal lonjakan inflasi tak perlu terjadi," kata dia.

Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

9 jam lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

15 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

17 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya