8 Protokol yang Digodok Garuda Indonesia pada Masa New Normal
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Kodrat Setiawan
Selasa, 9 Juni 2020 11:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk bersiap menjalankan armada mereka di di masa new normal. Sejumlah penyesuaian pun akan dilakukan, mulai dari jumlah penumpang, fasilitas pesawat, hingga alat makan dan minum di atas pesawat.
"Ada dua hal yang penting, pertama anda mesti sehat, kedua airline meminimalisir proses penyebaran," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam acara Ngobrol Bareng Tempo di Jakarta, Senin, 8 Juni 2020.
Garuda dan beberapa perusahaan transportasi pun tengah menyesuaikan diri untuk mengangkut penumpang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Irfan merinci beberapa aturan yang siap atau tengah digodok untuk diterapkan kepada penumpang. Berikut di antaranya:
1. Masker
Di masa new normal, masker menjadi keharusan untuk digunakan semua penumpang. Irfan bercerita saat belum ada kebijakan social distancing, masih ada penumpang yang menolak untuk memakai masker di pesawat.
"Tapi kan enggak mungkin ditendang keluar, atau dimasukkan ke WC," kata Irfan berkelakar. Tapi dia menyebut awak kabin Garuda sudah berpengalaman menangani kasus seperti ini. Sehingga orang itu akhirnya memakai masker.
2. Jumlah Penumpang 70 Persen
Sebelumnya, sempat ada info jika jumlah penumpang pesawat akan dibatasi 50 persen di masa new normal. Tapi setelah dihitung kembali, cukup sulit menerapkan aturan 50 persen karena konfigurasi kursi pesawat yang beragam, seperti 3 3.
Sehingga, kemungkinan maskapai akan menerapkan 70 persen penumpang. Caranya dengan mengosongkan kursi tengah untuk susunan tiga kursi. "Jadi kami akan minta pengertian untuk yang terbang berdua, itu kan enggak jauh-jauhan juga," kata dia.
4. Penggunaan APD untuk Awak Kabin
Awalnya, sempat ada usulan agar awak kabin menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap seperti petugas medis di rumah sakit. Namun, kata dia, usulan itu masih didiskusikan, termasuk jika menggunakan face shield saja, ketimbang APD.
Alasannya, pertama masih ada tenaga medis yang membutuhkan APD. Kedua, aspek keselamatan dari face shield masih dikaji, apakah akan membahayakan awak kabin dalam kondisi darurat atau tidak. Namun yang pasti, pakaian awak kabin akan dimodifikasi agar mereka juga terlindungi.
"Industri penerbangan ini industri kebahagiaan, jangan bikin jadi industri yang menakutkan," kata dia.
5. Majalah dan Alat Makan
Selama new normal, majalah yang biasa ada di pesawat akan ditiadakan. Sementara, petunjuk kondisi darurat akan disampaikan secara lisan.
Lalu, makanan yang diberikan dalam bungkus plastik dan air mineral dalam botol plastik. Sebab, Garuda ingin memastikan proses perpindahan makanan dan minuman antar orang dikurangi.
6. Toilet
Saat ini, Garuda Indonesia juga masih mendiskusikan penggunaan toilet. pesawat. Sebab, tidak mungkin melarang total penumpang ke toilet. Maka pertama, toilet akan lebih sering dibersihkan. Selain itu, penumpang juga diminta tertib dan tidak sering bolak-balik menggunakan toilet.
7. HEPA Filter
Selain protokol untuk penumpang, Garuda Indonesia akan mengimplementasikan alat High Efficiency Particulate Aire (HEPA) filter. Dengan cara ini, bakteri dan virus akan tersaring di filter sehingga yang keluar ke kabin adalah udara bersih.
Sempat ada usulan agar satu tenaga medis ikut dalam setiap penerbangan Garuda. Namun, kata Irfan, perlu dilihat berapa banyak tenaga medis yang harus ikut jika hal tersebut dilakukan. "Tapi kalau regulator mewajibkan, ya kami ikuti," kata Irfan.
8. Aturan Tujuan Daerah
Terakhir yaitu mengenai aturan yang diberlakukan di daerah tujuan penumpang. Saat ini, kata Irfan, beberapa daerah telah menerbitkan aturan tertentu kepada masyarakat yang masuk ke daerah mereka.
Mulai dari wajib rapid PCR di Bali hingga Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) untuk ibukota. Untuk itu, penumpang diminta menyesuaikan dan mempersiapkan diri terhadap aturan-aturan tersebut. "Kami akan ingatkan," kata dia.
FAJAR PEBRIANTO