Kemenkeu Prediksi Ekonomi RI Tumbuh Negatif di Triwulan II 2020

Kamis, 4 Juni 2020 13:16 WIB

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 20 Oktober 2017. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia pada September 2017 turun dibanding bulan sebelumnya. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu memperkirakan perekonomian Indonesia masih akan tumbuh negatif di triwulan II 2020. Pertumbuhan ekonomi negatif ini diprediksi terjadi meski saat ini pemerintah tengah berancang-ancang untuk memberlakukan skema pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) alias new normal di masa pandemi Covid-19.

"Q2 ini adalah bagian yang paling berat sebenarnya, pasti lebih parah dari Q1. Nah, Q2 ini kami lihat masih tumbuh negatif," ujar Febrio dalam konferensi video, Kamis, 4 Juni 2020. Meskipun bakal tumbuh negatif, ia memperkirakan kebijakan yang tengah disiapkan pemerintah itu membuat penurunan ekonomi tidak sedalam yang diperkirakan sebelumnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan I-2020 hanya tumbuh 2,97 persen atau turun dari perkiraan sebelumnya pada kisaran empat persen.

Febrio mengatakan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar alias fase New Normal tidak bisa langsung mengembalikan perekonomian seperti sebelumnya. Sebab, pada kondisi new normal pun masih ada sejumlah pembatasan yang berlaku.

Pembatasan tersebut diperkirakan bisa memengaruhi kinerja sektor ekonomi yang membutuhkan mobilitas, misalnya perdagangan dan pabrik. "Kalau mereka tergantung kepada mobilitas, sudah pasti pembatasan yang masih ada tidak akan membuat pelonggaran PSBB ini, new normal ini, membuat mereka produksinya kembali menjadi normal," ujar dia.

Untuk keseluruhan tahun, pemerintah masih memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kisaran -0,4 persen hingga 2,3 persen. Ia mengatakan pemerintah telah memperkirakan adanya proyeksi-proyeksi anyar soal kondisi perekonomian Tanah Air. Namun, dalam kondisi saat ini setiap proyeksi masih diliputi ketidakpastian.

"Ini terjadi di seluruh dunia bahwa pengambil kebijakan itu menghadapi kesulitan untuk memproyeksikan PDB-nya akan seperti apa di 2020," ujar Febrio. Karena itu, banyak proyeksi keluar dalam bentuk kisaran angka dan bisa berbeda-beda di berbagai lembaga.

Namun, Febrio memastikan bahwa kebijakan pemerintah melebarkan defisit anggaran alias menambah pengeluaran pemerintah itu adalah untuk memberi dampak positif pada perekonomian. Dengan defisit yang melebar, ia mengatakan pemerintah bisa menambah stimulus. Sehingga, potensi terjadinya pertumbuhan ekonomi negatif pada keseluruhan tahun 2020 bisa dikurangi.

Berita terkait

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

12 menit lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

9 jam lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

14 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

4 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

8 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

9 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

9 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

9 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya