Pelonggaran Kuantitatif, BI Gelontorkan Rp 583,5 T Hingga Mei

Reporter

Caesar Akbar

Jumat, 29 Mei 2020 06:01 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers hasil rapat dewan gubernur BI bulan Januari 2020 di Jakarta, Kamis 23 Januari 2020. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan BI telah melakukan pelonggaran kuantitatif alias quantitative easing sebesar Rp 583,5 triliun sejak awal tahun hingga Mei 2020.

"Bank Indonesia terus melakukan pelonggaran likuiditas kepada perbankan agar ini nanti bersama stimulus fiskal pemerintah dan restrukturisasi kredit oleh OJK bersama-sama mendukung pemulihan ekonomi," ujar Perry dalam konferensi video, Kamis, 28 Mei 2020.

Dalam kaidah kebijakan moneter, jika likuiditas kurang, maka bank sentral menambah likuiditas di perbankan atau melakukan pelonggaran kuantitatif. Caranya di dalam operasi moneter, antara lain, menurunkan Giro Wajib Minimum atau GWM. Cara lainnya,
memberikan fasilitas kepada bank yang punya kebutuhan likuiditas. Bank tersebut bisa datang ke BI membawa SBN, lalu di-repokan atau diganti. Selain itu, BI membeli SBN dari pasar sekunder yang dijual asing.

Adapun berdasarkan data bank sentral, pelonggaran kuantitatif itu diberikan antara lain sebesar Rp 415,8 triliun mulai Januari hingga April 2020. Sementara itu, pada Mei 2020, pelonggaran kuantitatif tercatat sebesar Rp 167,7 triliun.

Rinciannya, pada Januari hingga April 2020 BI telah menggelontorkan dana sekitar Rp 166,2 triliun untuk membeli SBN yang dilepas asing di pasar sekunder. Selain itu, untuk term repo guna menambah likuiditas perbankan sebesar Rp 160 triliun, penurunan Giro Wajib Minimum dari Januari sampai April Rp 53 triliun dan FX swap Rp 36,6 triliun.

Sementara, untuk bulan Mei 2020, pelonggaran kuantitatif diberikan melalui penurunan penurunan GWM rupiah sebesar Rp 102 triliun, tidak mewajibkan tambahan giro bagi bank yang tidak memenuhi RIM Rp 15,8 triliun, serta untuk term repo perbankan dan FX Swap Rp 49,9 triliun.

Perry mengatakan kebijakan moneter itu adalah untuk menyediakan likuiditas di pasar uang dan perbankan. Pasalnya, Bank Indonesia tidak bisa langsung menyentuh sektor riil. Ia mengatakan sektor riil nantinya bisa digerakkan melalui kebijakan fiskal pemerintah maupun stimulus melalui restrukturisasi kredit perbankan melalui kebijakan OJK.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

7 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

8 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

8 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

8 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

8 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

8 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

12 hari lalu

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan dalam Rapat Dewan Gubernur Bulanan di antaranya akan membahas perkembangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya