Utang Jatuh Tempo Garuda US$ 500 Juta, Kemenkeu Ikut Putar Otak

Reporter

Caesar Akbar

Jumat, 8 Mei 2020 11:59 WIB

Ilustrasi Garuda Indonesia. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan pihaknya terus bekerja sama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk mencari jalan keluar atas utang jatuh tempo PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

"Kami sudah memikirkan beberapa alternatif, kami akan mencari cara untuk membantu Garuda," ujar Luky dalam konferensi video, Jumat, 8 Mei 2020.

Ia belum memperinci alternatif solusi yang bisa diambil untuk menyelesaikan perkara utang dari perusahaan maskapai pelat merah tersebut.

Sebab, kata Luky, hingga kini kajian atas opsi-opsi yang ada masih berlangsung. "Ini masih in progress, kami bersama Kementerian BUMN sedang memikirkan jalan keluar untuk Garuda," ujar dia.

Sebelumnya, Garuda Indonesia menyatakan tengah mengkaji alternatif untuk menyelesaikan persoalan utang obligasi sebesar sekitar US$ 500 juta yang bakal jatuh tempo pada Juni 2020. Obligasi dengan nama dengan nama Garuda Indonesia Global Sukuk Limited pada 5 tahun lalu.

"Kami punya tiga opsi. Yang pertama dilunasi, yang kedua minta perpanjangan, dan yang terakhir pembayaran dengan diskon," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam rapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Rabu, 29 April 2020.

Menurut Irfan, hari ini harga instrumen surat utang perseroan itu sudah turun ke kisaran 40 persen dari harga awal. Namun, berdasarkan sejumlah kajian, ia mengatakan harga surat utang itu masih bisa menguat di kisaran 60-70 persen dari harga awal.

Kecuali melunasi utang, Irfan melihat dua opsi lainnya memiliki risiko terhadap kapabilitas keuangan perseroan. "Jadi tiga opsi itu sedang dibahas dengan pemegang saham, yaitu pemerintah dan CT Corps, terkait jatuh temponya ini."

Di samping itu, untuk bisa melunasi utangnya, perseroan tengah mengkaji opsi refinancing melalui pinjaman bank, khususnya perbankan pelat merah. Kendati, penyaluran kredit perbankan di masa pandemi ini cenderung lebih ketat. Untuk itu, ia pun mengatakan telah berdiskusi dengan bank-bank terkait.

Utang Garuda sejak awal tahun sudah menjadi sorotan. Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan bahwa utang sejumlah perusahaan pelat merah bakal jatuh tempo pada tahun ini, salah satunya Garuda Indonesia.

"Garuda yang terberat karena ada utang 500 juta dolar yang akan jatuh tempo," ujar dia dalam rapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Jumat, 3 April 2020. Masalah dari Garuda semakin berat lantaran industri penerbangan tengah ambruk dihantam wabah Virus Corona alias Covid-19.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

19 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

2 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

2 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

3 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

5 hari lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

6 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

7 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

7 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

8 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

8 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya