BI Kemarin Ikut Lelang Surat Utang Pemerintah, Berapa Nilainya?

Rabu, 29 April 2020 10:03 WIB

Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia saat menjadi pembicara kunci dalam diskusi bertajuk "Digital Transformation For Indonesian Economy: Finding The New Business Models" di Hotel Kempinski, Jakarta pada Rabu, 11 Maret 2020.

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pihaknya telah ikut dalam lelang surat berharga negara yang digelar Kementerian Keuangan kemarin. Langkah tersebut dimungkinkan dengan adanya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang atau Perpu Nomor 1 Tahun 2020 tentang penanganan Corona yang memperbolehkan bank sentral untuk membeli surat utang pemerintah SBN di pasar perdana.

"Jadi, untuk Bank Indonesia kemarin kami bid-nya Rp 7,5 triliun, itu dimenangkan Rp 2,3 triliun," ujar Perry dalam siaran langsung, Rabu, 29 April 2020. Ia mengatakan BI siap mengikuti lelang tambahan apabila target pembiayaan pemerintah dari lelang kemarin masih belum terpenuhi.

Perry mengatakan Kementerian Keuangan mulanya mengindikasikan target lelang SBN sebesar Rp 20 triliun dengan target maksimum Rp 40 triliun. Dari target tersebut, bid yang masuk adalah Rp 44,4 triliun. Dari total bid yang masuk itu, BI memasukkan bid Rp 7,5 triliun.

"BI masuk sebagai non-competitive bid. Jadi kami nge-bid tapi tidak dihitung dalam perhitungan harga atau yield," kata Perry. Dengan demikian, bank sentral menyampaikan jumlah bid, namun harga ditentukan oleh pasar.

Berdasarkan kesepakatan dengan Kementerian Keuangan, bank sentral diperkenankan untuk memasukkan bid paling besar 25 persen dari target maksimum. Artinya, dalam lelang kemarin BI semestinya bisa memasukkan bid Rp 10 triliun.

Kendati demikian, Perry mengatakan dalam lelang kemarin lembaganya lebih ingin mendahulukan pelaku pasar. "Biar pasar yang banyak nge-bid," tutur dia. "Sehingga kami di dalam pasar non-competitive bid, bid kami hanya Rp 7,5 triliun."

Dari Rp 44,4 triliun bid yang masuk, pemerintah memenangkan Rp 16,6 triliun dengan Rp 2,3 triliun di antaranya untuk BI. Sehingga, SBN senilai Rp 14,3 triliun diberikan kepada pasar. Dari lelang kemarin, harga rata-rata tertimbang untuk yield SBN 10 tahun ada di kisaran 8,08 persen.

Hari ini, kata Perry, pemerintah akan membuka lelang tambahan dengan harga yang sama dengan kemarin dengan jumlah target Rp 23,38 triliun. "Nah sesuai kesepakatan bersama antara BI dengan pemerintah, di lelang ini BI juga bisa mengajukan bid, mengajukan penawaran. Jumlahnya sama yang kemarin, kalau kemarin kami bid-nya Rp 7,5 triliun, hari ini kami bisa bid sampai Rp 7,5 triliun."

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

6 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Fati Indraloka Lelang Vespa Kesayangan Babe Cabita untuk Pembangunan Masjid

4 hari lalu

Fati Indraloka Lelang Vespa Kesayangan Babe Cabita untuk Pembangunan Masjid

Hasil lelang vespa kesayangan Babe Cabita akan digunakan untuk pembangunan masjid dan pondok pesantren.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

6 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

7 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

8 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

8 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya