'Gerilya' Sri Mulyani Sebelum ADB Naikkan Jumlah Bantuan ke RI

Jumat, 24 April 2020 11:51 WIB

Presiden Jokowi mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dari Istana Bogor, Kamis, 26 Maret 2020. KTT ini digelar secara virtual untuk menghindari penularan virus corona. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Pembangunan Asia (ADB) akhirnya menyetujui bantuan pembiayaan senilai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 23,3 triliun (dengan kurs Rp 15,544 per dolar AS) guna mendukung upaya Indonesia dalam menanggulangi dampak pandemi virus Corona Covid-19 terhadap aspek kesehatan masyarakat dan perekonomian. Namun rupanya, ada upaya yang dilakukan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelum keputusan lembaga donor tersebut.

Sri Mulyani menjelaskan, semula ADB mengalokasikan bantuan sekitar US$ 1 miliar bagi Indonesia dalam penanggulangan dampak virus Corona. Lalu kemudian ia menelepon langsung Presiden ADB mempertanyakan kenapa bantuan yang diterima Indonesia lebih rendah ketimbang Filipina.

“Mana lebih besar Indonesia ketimbang Filipina? Kenapa Filipina lebih besar? Apa karena ADB bermarkas di Manila,” kata Sri Mulyani sambil tertawa dalam diskusi online dengan pemimpin redaksi media nasional, Kamis, 23 April 2020.

Menurut dia, upaya tersebut berhasil, dan ADB akhirnya menaikkan jumlah bantuan untuk Indonesia. “Kita dapat US$ 1,5 miliar,” katanya.

Presiden ADB Masatsugu Asakawa mengharapkan, dukungan anggaran yang diberikan dapat membantu Indonesia untuk mengatasi tantangan pandemi dengan tetap fokus menguatkan kelompok miskin, dan rentan termasuk perempuan.

Advertising
Advertising

Bantuan pembiayaan yang disalurkan dengan cepat ini merupakan dukungan ADB terhadap Indonesia yang sedang melawan Covid-19. Asakawa mengatakan program Covid-19 Active Response and Expenditure Support (CARES) akan mendukung paket stimulus pemerintah.

Paket stimulus pemerintah yang dimaksud adalah yang selama ini ditujukan untuk memperluas program bantuan sosial yang ada, meningkatkan sumber daya pencegahan dan pengendalian Covid-19, serta melindungi sektor produktif dan para pekerja dari kemerosotan perekonomian.

Adapun pendanaan ini berasal dari opsi respons pandemi Covid-19 oleh ADB, yaitu fasilitas dukungan kontrasiklus, yang merupakan bagian dari paket US$ 20 miliar yang telah disetujui ADB pada 13 April 2020. Paket pendanaan itu untuk membantu negara-negara berkembang anggotanya dalam memerangi Covid-19 melalui dukungan anggaran yang dapat dicairkan dengan cepat dan dengan syarat dan ketentuan yang tidak memberatkan.

Sri Mulyani menambahkan bantuan lembaga multinasional seperti ADB, World Bank dan lain-lainnya, menjadi salah satu sumber pembiayaan untuk menutupi lonjakan defisit anggaran sebagai dampak pandemi Covid-19. Menurut dia, defisit anggaran 2020 diperkirakan mencapai Rp 853 triliun jauh dari target semula yang hanya Rp 307,2 triliun.

Berita terkait

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

1 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

10 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya