Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat meninjau stok beras di Gudang Bulog, Perum Bulog Divre DKI Jakarta, Kamis 10 Januari 2019. Presiden menegaskan peninjauan untuk memastikan stok beras aman. Agar tidak terjadi spekulasi harga beras di pasar. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta jajarannya mencari siapa saja penikmat keuntungan naiknya harga beras di tengah turunnya harga gabah kering.
"Saya melihat di lapangan harga gabah kering turun 5 persen, tapi harga berasnya naik 0,4 persen, ini ada apa," kata Presiden saat memimpin Rapat Terbatas "Antisipasi Kebutuhan Pokok", dari Istana Merdeka Jakarta, Selasa, 21 April 2020.
Presiden menilai kenaikan harga beras di tengah turunnya harga gabah kering menunjukkan adanya permasalahan di lapangan.
Kepala Negara secara tegas meminta jajarannya, khususnya Kementerian Perdagangan, melihat betul kondisi di lapangan.
"Tolong dilihat betul di lapangan. Lapangannya dicek betul, ini pasti ada masalah. Harga gabah kering turun, mestinya harga berasnya juga turun. Ini petani enggak dapat untung, harga beras naik, masyarakat dirugikan. Ini yang untung siapa, dicari," kata Presiden.
Dalam Rapat Terbatas tersebut Presiden juga menyampaikan organisasi pangan dan pertanian FAO, telah memperingatkan pandemi Covid-19 dapat menyebabkan krisis pangan dunia.
Kepala Negara juga memperingatkan setiap negara penghasil beras akan lebih memprioritaskan kebutuhan dalam negeri sendiri.
Di sisi lain, rantai pasok bahan pangan akan terganggu oleh kebijakan karantina wilayah (lockdown) yang diterapkan sejumlah negara. Jokowi meminta jajarannya berhati-hati atas hal tersebut.