Impor Senjata Naik 7.000 Persen, BPS: Sangat Rendah Dibanding...

Kamis, 16 April 2020 16:52 WIB

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto serta Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti di kantor BPS Indonesia, Pasar Baru, Jakarta, 15 Maret 2018. TEMPO/Lani Diana

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat impor senjata dan amunisi sepanjang Maret 2020 melonjak lebih dari 7.000 persen pada Maret 2020 menjadi US$ 187,1 juta. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan impor ini sebenarnya belanja rutin setiap tahunnya.

Di tahun 2019, misalnya, total impor senjata dan amunisi mencapai US$ 120,1 juta. Saat itu, impor tertinggi terjadi pada Desember 2019. “Jadi bulan impornya bergeser dari waktu ke waktu, sehingga kurang pas kalau membandingkan dengan posisi satu bulan,” kata Yunita di Jakarta, Kamis, 16 April 2020.

Sebelumnya, BPS mencatat ada tiga kelompok barang konsumsi yang naik sepanjang Maret 2020. Ketiganya yaitu bawang putih, buah pir, serta senjata dan amunisi. Namun jika ditotal, jumlah hanya US$ 186,78 juta atau 1,4 persen dari total impor keseluruhan pada Maret 2020 yang mencapai US$ 13,35 miliar.

Selain itu, Yunita menyebut nilai impor senjata dan amunisi juga sebenarnya sangat rendah dibandingkan dengan impor lainnya. "Nilainya sangat rendah dibanding dengan HS lainnya," katanya.

Ia mencontohkan, dalam laporan BPS, nilai impor senjata memang masih lebih rendah dibandingkan produk lain. Sejumlah produk lain yang dimaksud seperti mesin dan perlengkapan elektronik yang mencapai US$ 1,6 miliar, hingga logam mulia, perhiasan, dan permata yang sebesar US$ 246 juta.

Advertising
Advertising

Juru bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak membenarkan pernyataan BPS. “Mekanisme belanja senjata kan membutuhkan rentang waktu yang panjang,” kata Dahnil saat dihubungi di Jakarta, Kamis, 16 April 2020.

Jika dilihat lebih luas, tren impor senjata dan amunisi sebenarnya mengalami penurunan di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Tahun 2015, Kementerian Perdagangan mencatat impor senjata dan amunisi dengan kode HS 93 ini mencapai US$ 291,8 juta. Tahun berikutnya, 2016, melonjak hampir dua kali lipat menjadi US$ 558,3 juta.

Setelah itu, barulah berturut-turut impor senjata dan amunisi menurun. us$ 414,1 juta pada 2017, US$ 313,7 juta pada 2018, dan US$ 138 juta pada 2020 atau sedikit berbeda dengan data impor yang disampaikan Yunita. Sehingga sejak 2016, impor senjata sudah turun 75 persen, sebelum akhirnya mulai naik lagi pada 2020 ini.

Berita terkait

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

3 jam lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

12 jam lalu

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan bakal menegakkan aturan soal pelaku usaha jasa titip atau jastip yang berbelanja barang titipan orang lain dari luar negeri. Ia meminta agar Bea Cukai menertibkan pelaku usaha jastip yang masih bandel terhadap aturan.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

14 jam lalu

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

Untuk beberapa komoditas bahan baku industri, aturan dikembalikan lagi ke Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

14 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

14 jam lalu

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

Menteri Perdagangan Zulkfili Hasan alias Zulhas memastikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 yang mulai berlaku hari ini, bisa dipakai untuk penyelesaian kasus-kasus penyitaan barang kiriman dari pekerja migran Indonesia atau PMI yang masih tertahan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

15 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

16 jam lalu

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

Permendag 36/2023 tentang Pengaturan Izin Impor pernah mendapat protes dari berbagai kalangan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

20 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

2 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya