LPEM FEB UI Sarankan BI Tahan Suku Bunga Acuan di 4,5 Persen

Senin, 13 April 2020 16:05 WIB

Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia saat menjadi pembicara kunci dalam diskusi bertajuk "Digital Transformation For Indonesian Economy: Finding The New Business Models" di Hotel Kempinski, Jakarta pada Rabu, 11 Maret 2020. (Foto: Norman Senjaya)

TEMPO.CO, Jakarta - Divisi makroekonomi Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia atau LPEM FEB UI merilis kajian terkait Rapat Dewan Gubernur yang berlangsung tanggal 13-14 April 2020. Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan kajian menyarankan BI untuk menahan suku bunga acuan atau BI 7 Day Repo Rate.

"Menimbang segala tren positif yang terjadi belakangan, kami melihat BI sebaiknya menahan suku bunga kebijakan di 4,5 bulan ini, " kata Teuku dalam keterangan tertulis, Senin, 13 April 2020.

Dia melihat pemerintah Indonesia telah mengambil langkah tegas untuk menangani krisis melalui stimulus kebijakan fiskal secara masif, serta melakukan relaksasi dan intervensi yang diperlukan di pasar finansial. Hasilnya, kondisi terkini menunjukkan keadaan yang lebih stabil dibandingkan beberapa minggu lalu.

Namun, menurut dia, pemerintah tetap perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan karena apabila mengambil langkah yang salah maka dapat merusak momentum positif yang telah dibangun sejauh ini.

Melihat gambaran besar, kata dia, Indonesia masih berada di tengah badai krisis dimana berakhirnya periode pandemi Covid-19 masih belum terlihat dalam waktu dekat. Namun, apabila berfokus pada perkembangan terkini, kondisi pasar finansial sudah lebih baik ketimbang beberapa minggu lalu akibat dari respon cepat pemerintah.

Advertising
Advertising

Dalam konferensi pers terakhir, BI memastikan telah memiliki “amunisi” yang cukup dalam rangka memerangi krisis dan memenuhi tugasnya dalam menjaga stabilitas inflasi dan nilai tukar. Perjanjian “Repo Line” dengan bank sentral AS telah memberikan BI perangkat yang cukup untuk menangkal permasalahan likuiditas dolar Amerika.

Denga begitu sewaktu-waktu apabila depresiasi rupiah dirasa terlalu tinggi, BI dapat melakukan stabilisasi dengan menjual surat utang pemerintah AS ke bank sentralnya agar memperoleh tambahan dolar AS yang mengalami kelangkaan dengan fasilitas Repo Line.

Kemudian, penerbitan global bonds oleh Pemerintah Indonesia dalam denominasi dolar yang direspon baik oleh pasar diprediksi dapat meningkatkan cadangan devisa BI hingga mencapai US$ 4,3 miliar.

Di masa mendatang, kata Teuku, apabila diperlukan, sebagaimana diatur dalam Perppu No.1 tahun 2020, BI dapat bertindak sebagai “the last resort” untuk menyerap surat utang pemerintah dengan membeli langsung di pasar perdana.

Dia menilai berbagai usaha yang telah dilakukan pemerintah telah membuat momentum stabilisasi tercipta di tengah krisis yang sedang berlangsung.

Berita terkait

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

4 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

4 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

4 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

5 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya