Kartu Prakerja Dinilai Kurang Tepat Tanggulangi PHK Karena Corona

Minggu, 12 April 2020 16:01 WIB

(kiri depan ke kanan depan) Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Sesmenko Susiwijono dan perwakilan mitra resmi Karu Prakerja memberikan keterangan kepada wartawan terkait peluncuran situs resmi Kartu Prakerja di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat 20 Maret 2020. Pemerintah resmi meluncurkan situs Kartu Prakerja yang diharapkan dapat membantu tenaga kerja yang terdampak COVID-19 untuk meningkatkan keterampilan melalu berbagai jenis pelatihan secara daring yang dapat dipilih sesuai minat masing-masing pekerja. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira menyebut pemerintah perlu mengubah konsep dari program kartu prakerja.

Pasalnya, ia menilai program ini kurang cocok untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi selama wabah Virus Corona alias COVID-19, salah satunya adalah tingginya angka pemutusan hubungan kerja. Berdasarkan catatan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah, sudah ada 150 ribu orang yang di-PHK atau 10 persen dari 1,5 juta pekerja yang terimbas kondisi wabah ini.

"Ini kayak Jaka Sembung naik ojek, karena korban PHK sekarang tidak perlu diberi pelatihan secara online. Jadi saya agak bingung," ujar Bhima dalam diskusi daring, Ahad, 12 April 2020. "Kalau tidak ada perubahan konsep pada kartu prakerja, ini bisa kacau sekali."

Bhima mengatakan kartu prakerja sejatinya dicanangkan Presiden Joko Widodo pada masa kampanye pemilihan presiden tahun lalu, ketika kondisi perekonomian sedang relatif normal. Ketika itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5 persen.

Sehingga, wajar kala itu pemerintah berpikir akan berfokus untuk memacu jumlah sumber daya manusia unggul melalui program tersebut, sehingga ada pelatihan online dan offline. Sementara, Bhima melihat saat ini kondisi sedang tidak normal dan cenderung krisis.

Namun, pemerintah justru menaikkan alokasi anggaran untuk kartu prakerja menjadi Rp 2 triliun dan menambah jumlah penerima menjadi 5,6 juta orang. "Ini konsepnya dipaksakan dalam kondisi krisis, sehingga korban PHK dilatih secara online baru diberi tunjangan dan penyelenggaranya dapat uang dari negara," tutur dia. "Pertanyaannya, lebih penting mana pelatihan orang ketimbang memberi cash transfer kepada pekerja yang terdampak, terutama pekerja informal?"

Dalam kondisi seperti ini, Bhima melihat masyarakat yang ekonominya tertekan lantaran terkena dampak wabah Corona sejatinya lebih butuh bantuan tunai untuk bisa makan setiap hari, ketimbang mendapat pelatihan. Ditambah lagi, ia khawatir masyarakat juga kesusahan untuk bisa mendaftar dan mengikuti pelatihan sebab semuanya serba online. Sementara, sebagian besar masyarakat masih ada yang belum terbiasa dengan pelatihan online.

Di sisi lain, Bhima juga menyoroti persiapan program kartu prakerja yang cenderung dipersiapkan dalam waktu singkat. Sehingga, datanya pun masih belum rapi. "Saya baca surat Kemenko Ekonomi ini luar biasa program bandung bondowoso, 29 Maret surat keluar, mengumpulkan data April dan akan dilaksanakan 7 April, ini luar biasa dalam singkat harus kumpulkan data."

Kemarin malam, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto resmi membuka pendaftaran Program Kartu Prakerja yang bisa diakses melalui laman www.prakerja.go.id. "Program Kartu Prakerja ini Bisa diakses di situs www.prakerja.go.id secara online atau daring dan pendaftaran terbuka 24 jam 7 hari selama seminggu," kata Airlangga melalui konferensi video, Sabtu petang, 11 April 2020.

Airlangga mengungkapkan, masyarakat yang bisa memanfaatkan kartu prakerja adalah warga negara Indonesia yang berusia minimal 18 tahun dan sedang tidak sekolah atau kuliah, serta belum mendapatkan pekerjaan.

Dia pun mengajak, kepada pekerja yang terkena dampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan pelaku usaha mikro kecil yang tutup usaha karena dampak pandemi virus corona untuk mendaftarkan diri ke Program Kartu Prakerja.

Program Kartu Prakerja akan membuka pendaftaran dengan kuota untuk 164 ribu orang per-minggunya. "Gelombang 1 pendaftaran dibuka dari sekarang sampai dengan Kamis 16 April pukul 16.00 WIB. Setelah 16.00 WIB akan buka ke gelombang berikutnya," ucap Airlangga. Adapun besaran bantuan pelatihan dan insentif yang diterima oleh masing-masing peserta sebesar Rp 3.550.000, dan akan menyasar kepada 5.6 juta peserta selama tahun 2020.

CAESAR AKBAR | EKO WAHYUDI

Berita terkait

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

6 hari lalu

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk membentuk tim ihwal penggarapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Baca Selengkapnya

Kisruh Google Lakukan PHK yang Diprotes Tentang Kerjasama yang Dukung Israel, Pekerja Buka Suara

7 hari lalu

Kisruh Google Lakukan PHK yang Diprotes Tentang Kerjasama yang Dukung Israel, Pekerja Buka Suara

Salah satu karyawan Google pun buka suara terkait PHK yang dilakukan Google terhadap 28 karyawan.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Lakukan PHK Karyawan, Simak Ketentuan Hak dan Kewajiban yang Harus Ditaati

7 hari lalu

Perusahaan Lakukan PHK Karyawan, Simak Ketentuan Hak dan Kewajiban yang Harus Ditaati

Perusahaan yang melakukan PHK perlu memperhatikan beberapa ketentuan mengenai hak dan kewajibannya terhadap karyawan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

8 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

10 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

10 hari lalu

Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

Raksasa teknologi Tesla, Google, dan Amazon melakukan PHK karyawan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Cerita Pilu RM, Mahasiswi Universitas Jambi Kerja Paksa di Jerman dari Sortir Buah hingga Kuli Bangunan

29 hari lalu

Cerita Pilu RM, Mahasiswi Universitas Jambi Kerja Paksa di Jerman dari Sortir Buah hingga Kuli Bangunan

Hingga detik ini, RM, mahasiswa Universitas Jambi itu menyimpan kisah pilu ferienjob dengan kedok magang mahasisw dengan tidak memberitahu keluarga.

Baca Selengkapnya

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

38 hari lalu

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Cakra Nagara mengatakan pembangunan IKN dilakukan gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Bos Unilever Beberkan Alasan Pisahkan Unit Bisnis Es Krim dan PHK 7.500 Pekerja

38 hari lalu

Bos Unilever Beberkan Alasan Pisahkan Unit Bisnis Es Krim dan PHK 7.500 Pekerja

Unilever membeberkan alasan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 7.500 karyawannya di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya