Amerika Serikat Masih Jadi Tujuan Utama Ekspor Manufaktur RI

Reporter

Eko Wahyudi

Senin, 23 Maret 2020 20:19 WIB

Pekerja menyelesaikan proses pembuatan Isuzu Traga di Pabrik Izuzu, Karawang, Jawa Barat, Kamis 12 Desember 2019. Eksport Isuzu Traga akan mulai dikirim pada 12 Desember 2019. Mobil ini pertama kali diluncurkan pada April 2018 dan dibekali dengan mesin 4JA1-L 4 Cycle Direct Injection dengan turbocharge kapasitas 2.499cc. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian mencatat nilai ekspor industri pengolahan periode Januari-Februari 2020 sebesar US$ 21,76 miliar. Nilai ekspor ini naik 10,93 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian Janu Suryanto mengatakan Amerika Serikat masih menjadi tujuan utama ekspor manufaktur dari Indonesia.

“Pada Februari 2020, Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor utama industri pengolahan dari Indonesia, diikuti oleh China, Singapura, Jepang, dan India,” ujar Janu.

Apabila dilihat pertumbuhan secara tahunan, ekspor Indonesia ke lima negara tersebut mengalami lonjakan. Ekspor ke Amerika Serikat naik 29,05 persen, Cina naik 16,81 persen, Singapura naik 57,50 persen, Jepang tumbuh 12,65 persen dan India naik 4,83 persen.

Dalam dua bulan pertama 2020, menurut Janu, capaian kinerja pengapalan produk manufaktur memberikan kontribusi hingga 78,92 persen dari total nilai ekspor yang menembus US$ 27,57 miliar.

Advertising
Advertising

“Sementara itu, nilai ekspor industri pengolahan pada Februari 2020 tercatat sebesar US$ 11,03 miliar, naik 2,73 persen dibanding Januari 2020 (month-to-month) yang mencapai US$10,73 miliar. Jika dibandingkan dengan Februari 2019 (year-on-year), kinerja ekspor industri pengolahan pada Februari 2020 naik 17,11 persen,” kata Janu dalam keterangan tertulis Senin 23 Maret 2020

Janu melanjutkan neraca perdagangan industri pengolahan pada periode Januari-Februari 2020 surplus sebesar US$ 1,22 miliar. Sementara itu, neraca perdagangan industri pengolahan pada Februari 2020 mencatatkan surplus US$ 2,07 miliar.

Tercatat untuk sektor industri makanan menjadi penyumbang devisa terbesar dari total nilai ekspor industri pengolahan pada Januari-Februari 2020 yakni mencapai US$ 4,7 miliar. Angka tersebut naik 9,3 persen dibanding perolehan di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 4,3 miliar.

Sektor lainnya yang mendorong pertumbuhan ekspor industri manufaktur adalah industri logam dasar yang nilai ekspor menembus US$ 3,5 miliar. Kemudian, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar US$ 1,9 miliar, industri pakaian jadi US$ 1,4 miliar, serta industri karet, barang dari karet dan plastik senilai US$ 1,2 miliar sepanjang dua bulan pertama awal tahun ini.

Sementara untuk capaian nilai ekspor, industri makanan juga menjadi penyumbang paling besar pada industri pengolahan per Februari 2020. Capaian nilai ekspor industri makanan tercatat mencapai US$ 2,45 miliar atau berkontribusi 22,26 persen. Janu melanjutkan, pada Februari 2020, ekspor industri makanan naik 8,94 persen dibanding Januari 2020.

Jika dilihat dari faktor pembentuk, nilai ekspor sektor industri makanan pada Februari 2020 didominasi oleh komoditas minyak kelapa sawit sebesar US$ 1,51 miliar. Komoditas minyak kelapa sawit memberikan kontribusi 61,41 persen, naik dibandingkan bulan Januari 2020 yang mencapai 60,62 persen.

Sektor selanjutnya adalah industri logam dasar yang nilai ekspornya menembus US$ 1,77 miliar, kemudian industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia yang mencapai US$ 999 juta, industri pakaian jadi sebesar US$673 juta, serta industri karet, barang dari karet dan plastik yang mencapai US$600 juta pada bulan kedua tahun ini.

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

19 jam lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

1 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

2 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

2 hari lalu

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

Pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) turun karena penjualan manufaktur suku cadang lesu.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

7 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

10 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

10 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

10 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya