Produsen Tekstil Siap Alihkan Produksi untuk Masker dan APD

Reporter

Caesar Akbar

Senin, 23 Maret 2020 21:14 WIB

Ilustrasi penggunaan masker, sebagai salah satu upaya penyebaran virus.

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Anne Patricia Sutanto mengatakan anggota asosiasinya bersiap memproduksi masker dan alat pelindung diri alias APD untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri seiring dengan masih mewabahnya virus corona Covid-19. Akan tetapi, peralatan yang diproduksi baru bisa pada tingkat non-medis lantaran untuk tingkat medis diperlukan sertifikasi khusus.

"Untuk non-medikal bisa langsung produksi, sementara yang medikal kami sedang berkoordinasi dengan BNPB dan Kementerian Kesehatan bisa dipercepat enggak untuk kami sertifikasi," ujar Anne melalui konferensi video, Senin, 23 Maret 2020.

Kendati belum setingkat medis, ia menjamin peralatan yang diproduksi memenuhi sejumlah kebutuhan seperti anti-air, anti-angin, anti-virus, anti-bakterial dan bisa dipergunakan sementara dalam kondisi darurat. "Ini akan lebih bagus dari jas hujan," tutur dia.

Menurutnya, peralatan itu pun akan diuji di laboratorium milik pabrik dan memiliki kualitas yang telah teruji. Apalagi, kata Anne, produsen TPT Indonesia terbukti bisa menciptakan bahan untuk kebutuhan luar ruang yang dipastikan anti-air dan anti-angin.

Terkait dengan bahan baku produksi masker dan APD itu, Anne mengatakan kebanyakan bahan baku sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Ia mengatakan pelaku industri dari sektor hulu hingga hilir bakal berkoordinasi erat untuk memastikan ketersediaan bahan ini.

Walau demikian, ia tak memungkiri ada sejumlah bahan yang mesti diimpor lantaran pasokan dalam negeri belum mencukupi, misalnya bagan kimia untuk menjamin pakaian bisa anti-virus dan anti-bakteriall.

Di samping juga kebutuhan katun juga sampai saat ini masih impor. "Tapi kami masih punya stok di dalam negeri," tutur Anne. Apabila nantinya diperlukan impor untuk produksi peralatan ini, ia berharap pemerintah memberikan kelonggaran biaya dalam hal impor.

Pasalnya, dalam keadaan darurat seperti ini, Anne melihat bisa saja pabrikan garmen untuk sementara beralih menjadi perusahaan APD untuk memenuhi kebutuhan. Sehingga, sebagian produksi pabrik dialihkan untuk memproduksi masker dan APD.

Saat ini, salah satu perusahaan tekstil yang mulai memproduksi masker dan APD adalah PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex. Corporate Communication Sritex Joy Citra Dewi mengatakan permintaan atas AOD sudah cukup banyak. Untuk saat ini, ia mengatakan pemesanan APD dapat dilakukan tanpa jumlah minimum pembelian.

Joy mengatakan pemesanan pakaian APD itu datang dari berbagai kalangan, tak terkecuali lembaga pemerintahan. Salah satu pemesan APD buatan Sritex adalah Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Untuk membuat pakaian APD itu, Joy mengatakan perseroan relatif tak kesulitan untuk mendapat bahan baku. Sebab, bahan tersebut saat ini diproduksi sendiri oleh perseroan. "Kami produksi in house, karena integrasi tekstil kami memadai untuk itu," tuturnya.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

9 hari lalu

Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

KPK mengatakan terdapat bukti mark up harga pada kasus korupsi APD di Kemenkes. Harga pengadaan APD sangat jauh dari kewajaran.

Baca Selengkapnya

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

16 hari lalu

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan dampak kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

Industri Tekstil Dukung Permendag Pengaturan Impor, Dukung Industri dan Ciptakan Lapangan Kerja

41 hari lalu

Industri Tekstil Dukung Permendag Pengaturan Impor, Dukung Industri dan Ciptakan Lapangan Kerja

Industri tekstil mengklaim industri pertekstilan menyerap banyak tenaga kerja terutama yang berpendidikan rendah sehingga patut dipertahankan.

Baca Selengkapnya

Jastip Teriak Merasa Dirugikan karena Pembatasan Impor, Industri Tekstil: Mereka Ilegal, Gak Bayar Pajak

41 hari lalu

Jastip Teriak Merasa Dirugikan karena Pembatasan Impor, Industri Tekstil: Mereka Ilegal, Gak Bayar Pajak

Ketua APSYFI angkat bicara merespons protes pengusaha jasa titip (Jastip) yang mengaku rugi atas kebijakan terbaru pemerintah.

Baca Selengkapnya

API Dukung Pembatasan Barang Impor: Bisa Dorong Peningkatan Utilitas Industri Tekstil Dalam Negeri

41 hari lalu

API Dukung Pembatasan Barang Impor: Bisa Dorong Peningkatan Utilitas Industri Tekstil Dalam Negeri

Ketua API Jemmy Kartiwa mendukung Permendag Nomor 3 Tahun 2024 yang intinya mengatur batas bawaan barang impor.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

47 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

48 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

53 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

54 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Tiga SMK Sumatra Barat Bangun Hilirisasi Tekstil

20 Februari 2024

Kolaborasi Tiga SMK Sumatra Barat Bangun Hilirisasi Tekstil

Tiga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berkolaborasi menjalankan bisnis Batik Braja. Ada sekolah yang bertugas memproduksi, memasarkan, serta mencatat di pembukuan.

Baca Selengkapnya