TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan, Senin, 23 Maret 2020, terperosok hingga ke level Rp 16.575 per dolar AS akibat sentimen wabah virus corona Covid-19 yang makin meluas.
Rupiah ditutup melemah 615 poin atau 3,85 persen menjadi Rp 16.575 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.960 per dolar AS.
"Yang belum terdeteksi kemungkinan terinfeksi Covid-19 di Tanah Air masih cukup banyak, sehingga wajar kalau arus modal kembali keluar dari pasar dalam negeri dan imbasnya IHSG dan mata uang garuda terus tersungkur," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin.
Berdasarkan data di laman covid19.go.id, jumlah kasus positif per 23 Maret 2020 mencapai 579 kasus. Sebanyak 30 pasien sembuh dan 49 meninggal dunia.
Menurut Ibrahim, rupiah pada Selasa atau Kamis besok berpotensi melemah menyentuh level Rp 17.000 per dolar AS.
Dari eksternal, ketidakpastian tentang stimulus pemerintah AS mengakibatkan pasar global kembali terguncang apalagi terjadi perdebatan yang sengit di Senat AS yang menghentikan RUU Coronavirus senilai US$ 1 triliun.
Di AS, sebanyak 420 orang meninggal akibat Covid-19. Hampir satu dari tiga orang Amerika diperintahkan untuk tinggal di rumah pada hari Minggu untuk memperlambat penyebaran penyakit, sementara Italia melarang perjalanan internal karena kematian di sana mencapai 5.476 orang.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp 15.975 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 15.975 per dolar AS hingga Rp 16.625 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 16.608 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 15.273 per dolar AS.