Warga membeli masker di mobil penjual masker di kawasan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Selasa, 3 Maret 2020. TEMPO/Sintia Nurmiza
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman atau Sritex memproduksi masker cuci sebagai alat pelindung diri untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang melonjak akibat pandemi corona. Informasi tersebut beredar dalam pesan pendek yang diterima wartawan.
"Dalam rangka membantu pemerintah melawan virus Covid-19, Sritex membantu memproduksi masker non-medis, anti-microbial, dan anti-air dengan bahan kain yang aman dan nyaman digunakan," tulis manajemen Sritex.
Masker ini dapat dipesan melalui layanan hotline atau pendaftaran ke laman Sritex. Adapun masker dijual seharga RP 5.500 per lembar dengan minimum pemesanan 1.000 lembar.
Manajemen melanjutkan, masker ini dapat dicuci ulang. Namun, diimbau konsumen tidak mencucinya menggunakan pemutih. Masker juga mesti dicuci dengan suhu di bawah 40 derajat. Sementara itu, untuk cara penyetrikaan, produk tersebut hanya bisa disetrika dengan suhu panas medium.
Kabar tersedianya masker cuci ini dibenarkan oleh Corporate Secretary Sritex Joy Citradewi. Dikutip Bisnis, Joy mengatakan pihaknya sengaja mengkhususkan pembuatan masker untuk kalangan nonmedis agar di tengah situasi pandemi, masyarakat tidak berebut stok masker dengan pekerja medis.
<!--more-->
"Seperti yang kita tahu masker medis saat ini kekurangan suplai sehingga pekerja medis kesulitan (untuk mendapatkan stok masker yang cukup),” katanya.
Joy berharap, dengan adanya masker khusus non medis ini, stok masker medis dapat dialokasikan kepada pekerja medis atau bidang sejenisnya. Adapun untuk distribusinya, Joy memastikan manajemen masih memfokuskan di Pulau Jawa dan mulai dikirimkan pada hari ini, Sabtu, 21 Maret 2020.
Sementara itu untuk produk baju pelindung coverall, Joy mengatakan Sritex mulai memproduksi alat pelindung diri atau APD tersebut sejak Februari lalu. Saat ini, APD sudah tersedia di pasar.
Kelangkaan masker medis sebelumnya terjadi sejak virus corona pertama kali muncul. Kelangkaan ini membuat harga masker di pasar tradisional dan e-commerce tak rasional hingga naik 10 kali lipat lebih.
Beberapa waktu lalu, sejumlah penjual masker di sejumlah pasar di Jakarta, mematok harga masker jenis Nexcare isi 50 sampai Rp 850 ribu per kotak. Sedangkan masker bermerek Sensi ditawarkan seharga Rp 450 ribu. Adapun masker bermerek Accurate dijual seharga Rp 400 ribu. Padahal umumnya, harga masker sebelum virus corona merebak berkisar Rp 20-30 ribu per kotak.