Dampak Corona, Pelemahan Ekonomi Diperkirakan Bisa 4-6 Bulan

Reporter

Antara

Editor

Rahma Tri

Kamis, 19 Maret 2020 16:55 WIB

Aktivitas di salah satu pusat perbelanjaan yang sepi di tengah pandemi virus corona di Jakarta, Kamis, 19 Maret 2020. ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Pelemahan ekonomi sebagai dampak dari pandemi virus Corona baru atau COVID-19 diperkirakan bisa berlangsung 4-6 bulan. Karena itu, pemerintah diminta memikirkan jurus dan stimulus agar sektor ekonomi kembali bergairah setelah wabah usai.

"Meski bukan hal utama harus dipikirkan sekarang, tapi stimulus peningkatan investasi dan ekonomi juga harus disiapkan pemerintah. Pandemi Corona ini bisa membuat ekonomi mandek hingga enam bulan," kata Kepala Departemen Ekonomi Centre of Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri dalam pesan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Kamis 19 Maret 2020.

Menurut Yose, dunia usaha saat ini terperangkap dalam situasi yang sangat tidak diuntungkan. Perlambatan ekonomi sudah mulai terjadi ditandai dengan dua permasalahan utama. Pertama soal suplai yang pasti akan berkurang karena imbauan masif untuk bekerja dari rumah.

"Padahal 80 persen pekerjaan menyangkut ekonomi di dunia, tidak bisa dari rumah. Pekerja pabrik contoh paling mudahnya. Ini tentu berpengaruh besar pada suplai yang akan berkurang," kata dia.

Permasalahan kedua adalah soal permintaan yang terus berkurang di beberapa sektor. Salah satu yang paling terpukul dari awal pandemik virus corona baru atau COVID-19 adalah sektor pariwisata dan rekreasi. "Karena orang tidak bisa bekerja efektif, mungkin income akan turun dan tentu ini berdampak pada permintaan serta konsumsi total," katanya.

Desakan untuk mengambil pilihan melakukan karantina, menurut Yose Rizal, juga akan berdampak parah pada perekonomian. Konsumsi barang-barang yang sifatnya tersier akan jatuh, orang-orang akan beralih ke konsumsi dasar.

Advertising
Advertising

Yose Rizal berpendapat, saat ini pemerintah perlu memastikan ketersediaan berbagai kebutuhan dasar. Ia meyakini, permintaan bahan-bahan pokok ini akan terus meningkat jelang puncak pandemi COVID-19 di Indonesia.

Di sisi lain, pemerintah juga harus mulai memikirkan bagaimana mengembalikan kepercayaan publik untuk kembali membangun ekonomi ke depannya dalam masa pemulihan nanti. "Kepercayaan dunia usaha harus ditanam kembali. Birokrasi tidak boleh ribet, jangan sampai banyak aturan yang menghambat upaya memulai kembali usaha dan investasi," kata Yose Rizal.

ANTARA

Berita terkait

Wamen BUMN Sebut Freeport Bisa Produksi 50 Ton Emas Batangan per Tahun: Mulai Mei di Manyar

38 menit lalu

Wamen BUMN Sebut Freeport Bisa Produksi 50 Ton Emas Batangan per Tahun: Mulai Mei di Manyar

Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo menargetkan Indonesia mulai bulan ini bakal memproduksi emas batangan secara mandiri hingga 50 ton per tahun.

Baca Selengkapnya

Startup Runchise Kumpulkan Modal Segar Rp 16 Miliar, Akan Digunakan untuk Apa Saja?

3 jam lalu

Startup Runchise Kumpulkan Modal Segar Rp 16 Miliar, Akan Digunakan untuk Apa Saja?

Startup manajemen restoran dan waralaba kuliner dalam negeri, Runchise, memperoleh pendanaan segar sebesar US$1 juta atau sekitar Rp 16 miliar.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Investasi Reksa Dana Saham Tidak Direkomendasikan

3 jam lalu

Ini Alasan Investasi Reksa Dana Saham Tidak Direkomendasikan

Tren harga beberapa saham besar menurun, investasi di reksa dana saham pun terdampak.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Pemerintah Bijak Mengelola Pertumbuhan Ekonomi

3 jam lalu

Bamsoet Dorong Pemerintah Bijak Mengelola Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang positif patut dikelola dengan penuh kebijaksanaan karena ketidak pastian global.

Baca Selengkapnya

Puluhan Emak-emak di Depok Kena Modus Investasi Emas Bodong, Kerugian Capai Rp 6 Miliar

4 jam lalu

Puluhan Emak-emak di Depok Kena Modus Investasi Emas Bodong, Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Puluhan emak-emak di Depok menjadi korban penipuan berkedok investasi emas bodong. Kerugian mencapai Rp 6 miliar.

Baca Selengkapnya

Tahun Ini, Investasi di Solo Raya Ditargetkan Tembus Rp 12 Triliun

5 jam lalu

Tahun Ini, Investasi di Solo Raya Ditargetkan Tembus Rp 12 Triliun

Deputi BKPM Nurul Ichwan berharap percepatan pencapaian realisasi investasi pada 2024 bakal menguatkan kolaborasi antardaerah.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

9 jam lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

17 jam lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

22 jam lalu

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

Kadin menggelar panel diskusi sebagai rangkaian dari SIWW 2024. Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

BRI Danareksa dan Succor AM Jalin Kerja Sama, Bidik Kenaikan AUM 50 Persen

23 jam lalu

BRI Danareksa dan Succor AM Jalin Kerja Sama, Bidik Kenaikan AUM 50 Persen

Sucor Aset Management menjalin kerja sama dengan BRI Danareksa Sekuritas untuk distribusi produk investasi reksa dana. Seperti apa targetnya tahun ini

Baca Selengkapnya