Ekonom Ingatkan Lockdown Bisa Tekan Konsumsi Jadi 3,8 Persen

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 19 Maret 2020 05:28 WIB

PT Hutama Karya (Persero) menerapkan Work from Home (WFH) dan beberapa protokol yang wajib dipatuhi oleh seluruh karyawan pada proyek pembangunan JTTS mulai Rabu, 18 Maret 2020.

TEMPO.CO, Jakarta - Skema bantalan sosial diperlukan di tengah mewabahnya virus corona dan munculnya wacana pemberlakuan lockdown. Kondisi ini membatasi aktivitas masyarakat dan pengusaha.

Pasalnya jika benar terjadi lockdown, maka kelompok masyarakat kelas menengah ke bawah akan rentan kehilangan pendapatan dan kalah dalam persaingan mengakses sumber pangan serta fasilitas kesehatan. Kondisi ini khususnya terjadi mereka yang bekerja sebagai pekerja harian dan unskill worker.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan jika tidak ada skema bantalan sosial yang diberikan oleh pemerintah, bukan tidak mungkin target pertumbuhan ekonomi 5 persen tahun ini tidak akan tercapai. Pasalnya konsumsi rumah tangga dipastikan akan menurun mencapai angka 3,8 persen hingga 4,5 persen.

“Kalau dalam kondisi seperti saat ini safety net-nya kurang, harga pangan terancam naik maka tingkat kemiskinan bisa kembali naik. Garis kemiskinannya disesuaikan dengan inflasi, karena yang rentan miskin akan jatuh di bawah garis kemiskinan. Kondisi ini tidak hanya akan berdampak terhadap 17 persen total konsumsi penduduk miskin tapi juga ke kelas menengah,” kata Bhima, Rabu, 18 Maret 2020.

Dalam hal ini, dia menilai percepatan implementasi kartu pra-kerja bisa menjadi salah satu bantalan sosial bagi masyarakat ketika lockdown diberlakukan. Pasalnya, kebijakan itu cukup membantu bagi masyarakat yang mengalami pemutusah hubungan kerja (PHK).

Advertising
Advertising

Selain itu, lanjutnya, jika pemerintah ingin fokus dalam menjaga daya beli, maka jumlah penerima program keluarga harapan (PKH) perlu dinaikan. Selain itu, kriteria penerimanya juga tidak hanya masyarakat miskin, namun juga masyarakat kelas menengah bawah yang rentan miskin.

“Program cash transfer harapannya akan menjaga daya beli masyarakat yang bekerja di sektor informal. Dalam kondisi ekstrem pemerintah harus merumuskan program universal basic income, agar pendapatan pekerja tidak jatuh dibawah UMP,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan, pada akhir pekan ini implementasi kartu pra-kerja akan dilakukan oleh pemerintah.

“Karena pekan ini waktunya social distancing, sehingga kita akan dorong pelatihan-pelatihan yang online. Dan juga waktunya lagi dampak covid-19 beberapa sektor sudah mulai lakukan PHK Dan bisa memanfaatkan kartu pra-kerja,” kata Susiwijono.

Dalam hal uji coba implementasinya, wilayah yang pertama kali disasar adalah Bali, Sulawesi Utara dan Kepulauan Riau. Ini karena ketiga wilayah tersebut sektor pariwisata sangat terdampak oleh merebaknya virus corona atau covid-19 yang membuat banyak pekerja di industri pariwisata kehilangan pekerjaannya.

“Kami bekerjasama dengan 9 digital platform dalam menjalankan kebijakan ini. Terus terang kami sangat berharap kartu pra-kerja bisa jadi solusi pada saat beberapa sektor misalkan sektor wisata, sektor penunjang wisata mulai ada PHK di sana,” katanya.

Berita terkait

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

3 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Kelola Keuangan dengan, Jangan Lupa Atur Porsi Konsumsi

10 hari lalu

Tips Kelola Keuangan dengan, Jangan Lupa Atur Porsi Konsumsi

Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia Vera Margaret memberikan tips kelola keuangan dalam perencanaan keuangan.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

12 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga Perkirakan Konsumsi BBM Naik hingga Senin

22 hari lalu

Pertamina Patra Niaga Perkirakan Konsumsi BBM Naik hingga Senin

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting memperkirakan konsumsi BBM naik hingga Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga: Konsumsi Pertamax Naik 26 Persen di Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara saat Lebaran

22 hari lalu

Pertamina Patra Niaga: Konsumsi Pertamax Naik 26 Persen di Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara saat Lebaran

Pertamina Patra Niaga konsumsi Pertamax selama mudik Lebaran meningkat 26,3 persen di wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga Sebut Konsumsi BBM Capai Puncak Tertinggi di H-1 Lebaran

23 hari lalu

Pertamina Patra Niaga Sebut Konsumsi BBM Capai Puncak Tertinggi di H-1 Lebaran

Pertamina Patra Niaga menyebut kenaikan tertinggi gasoline terjadi pada produk Pertamax Turbo yang mencapai 104 persen.

Baca Selengkapnya

BI Perkirakan Penyaluran Kredit Baru Perbankan Meningkat

43 hari lalu

BI Perkirakan Penyaluran Kredit Baru Perbankan Meningkat

BI melaporkan penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Februari 2024 terindikasi meningkat.

Baca Selengkapnya

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

46 hari lalu

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

Indef membeberkan dampak kenaikan pajak pertabambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen.

Baca Selengkapnya

BSI Siapkan Uang Tunai Sekitar Rp 46 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran

46 hari lalu

BSI Siapkan Uang Tunai Sekitar Rp 46 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran

Bank Syariah Indonesia (BSI) menyiapkan uang tunai kuranng lebih Rp 46 triliun untuk kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Masih Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen

47 hari lalu

Sri Mulyani Masih Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen

Menkeu Sri Mulyani Indrawati masih optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 mampu menyentuh 5,2 persen.

Baca Selengkapnya