IHSG Anjlok, BEI: Dana Pensiun dan Asuransi Siap Masuk Pasar
Reporter
Bisnis.com
Editor
Dewi Rina Cahyani
Jumat, 13 Maret 2020 12:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan ada beberapa dana pensiun yang berkomitmen untuk masuk ke pasar pada sesi perdagangan, Senin, 16 Maret 2020. BEI juga mengimbau investor untuk tidak panik kendati Indeks Harga Gabungan atau IHSG terkoreksi 5 persen pada sesi pertama perdagangan hari ini, Jumat, 13 Maret 2020.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan pada Senin mendatang beberapa lembaga pengelola dana panjang siap masuk ke pasar saham untuk membeli saham-saham yang terkoreksi. “Ada beberapa dana pensiun yang berkomitmen untuk membeli karena memang saat ini tepat untuk belanja saham-saham bagus. Asuransi dan dana pensiun yang cukup besar,” ujarnya di Jakarta, Jumat, 13 Maret 2020.
Inarno mengajak para investor agar lebih rasional dan tidak ikut-ikutan melakukan aksi jual saham. Pasalnya banyak saham yang terkoreksi saat ini memiliki kinerja yang baik.Seperti diketahui, BEI melaporkan investor asing membukukan aksi jual bersih atau net sell senilai sekitar Rp 256,57 miliar pada perdagangan, Kamis, 12 Maret 2020.
IHSG terkoreksi 5,01 persen ke level 4.895,748 pada pukul 15:33 WIB. Secara otomatis, perdagangan saham pun dihentikan sekaligus ditutup karena penghentian sementara berlangsung pada pukul 15,33 WIB.
Hari ini, BEI juga menyetop sementara perdagangan saham pada pukul 09.15 WIB setelah indeks terkoreksi 5,01 persen. Perdagangan saham kembali dibuka pada pukul 09.45 WIB.
Senior Vice President Research PT Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menjelaskan investor asing melakukan aksi jual Rp 250 miliar pada, Kamis, 12 Maret 2020. Namun, sayangnya tidak ada perlawanan dari investor lokal.
Dia menyebut seharusnya di tengah gejolak pasar pemerintah dapat masuk ke pasar saham. Salah satunya lewat pembelian kembali saham atau buyback lewat institusi seperti BPJS, Taspen, dan lain-lain.
“Dalam dua hari ini sama sekali tidak ada perlawanan dari institusi lokal terhadap aksi jual asing,” katanya.
Janson menilai seharusnya Indonesia bisa meniru Singapura yang memiliki Temasek. Perseroan pelat merah Negeri Singa itu memiliki kemampuan membeli Bank of America saat terjadi subprime mortgage pada 2008. “Pada 2017 dan 2018 kalau tidak salah asing net sell besar tetapi BPJS yang menahan pasar,” ujarnya.