Imbas Corona, Moody's Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Negara G20

Selasa, 10 Maret 2020 09:59 WIB

prionokordela.gr

TEMPO.CO, Jakarta - Moody's Investor Service merevisi Global Macro Outlook dan proyeksi pertumbuhan untuk semua ekonomi G20 karena wabah virus corona. Dalam hitungannya, Moody's telah merevisi perkiraan pertumbuhan awal untuk ekonomi G20 menjadi 2,1 persen atau 0,3 poin persentase lebih rendah dari baseline sebelumnya.

Pemangkasan proyeksi pertumbuhan ini di antaranya disebabkan oleh penyebaran virus di luar Cina ke sejumlah negara ekonomi utama dunia yang sangat cepat ini diprediksi bakal menekan aktivitas ekonomi global hingga kuartal kedua 2020. Selain itu, permintaan yang lemah akan merembet ke turunnya harga komoditas dan harga minyak akan tetap fluktuatif.

Moody's juga memperkirakan pertumbuhan Cina pada 2020 berkurang menjadi 4,8 persen dari estimasi sebelumnya sebesar 5,2 persen. Pertumbuhan Amerika Serikat pun diproyeksikan menjadi 1,5 persen, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,7 persen.

"Beberapa perkembangan yang masuk akal bisa mengarah pada skenario yang jauh lebih negatif daripada baseline yang kami ramalan," kata Wakil Presiden Moody Madhavi Bokil dalam keterangan resminya, Senin, 9 Maret 2020.

Dia menjelaskan, penurunan berkelanjutan dalam konsumsi, ditambah dengan penutupan bisnis yang diperpanjang, akan mengganggu pendapatan serta mendorong PHK dan membebani sentimen pasar. "Kondisi seperti itu pada akhirnya dapat memperbesar dinamika resesi mandiri," ucapnya.

Advertising
Advertising

Tak hanya itu, menurut Bokil, volatilitas harga aset yang meningkat juga akan terjadi yang pada akhirnya memperbesar dan mentransmisikan guncangan lintas batas, termasuk ke negara-negara pasar berkembang. Saat ini, ketidakpastian masih luar biasa tinggi.

Pengumuman kebijakan dari otoritas fiskal, bank sentral dan lembaga internasional sejauh ini cenderung kuat di negara-negara terdampak. Target fiskal langkah-langkah kebijakan kemungkinan akan membantu membatasi kerugian di masing-masing ekonomi.
Moody's juga mengharapkan bank sentral mengadopsi sikap yang lebih longgar dan memperkuat langkah-langkah fiskal.

Sebelumnya bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk memotong suku bunga acuan sebesar 50 basis poin. European Central Bank dan Bank of Japan juga telah memastikan dukungan kebijakan dengan membatasi sebagian pasar keuangan global dari volatilitas dan sebagian melawan pengetatan kondisi keuangan.

BISNIS

Berita terkait

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

4 hari lalu

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

Vitamin D memiliki peran dalam menjaga pertumbuhan otot dan tulang yang optimal dengan absorbsi kalsium di saluran cerna.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

5 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

9 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

10 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

10 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

10 hari lalu

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

12 hari lalu

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

12 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

12 hari lalu

OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

OJK memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya