Imbas Corona, Sri Mulyani Prediksi Defisit APBN Bakal Naik

Senin, 9 Maret 2020 20:12 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2019. Rapat kerja tersebut membahas pengesahan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) RUU Bea Materai dan BPJS Kesehatan. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi defisit pada APBN 2020 akan naik terhadap Produk Domestik Bruto. Kenaikan defisit karena dampak dari wabah virus Corona baru atau COVID-19 yang telah menghambat kegiatan perekonomian global.

Sri Mulyani mengatakan virus Corona telah menekan proyeksi pagu penerimaan di APBN karena disrupsi pada permintaan dan pasokan barang di rantai pasok ekonomi global. Melemahnya permintaan membuat banyak harga komoditas menurun, termasuk komoditas ekspor Indonesia.

Hal tersebut berimplikasi terhadap penerimaan negara, misalnya dari sektor minyak dan gas bumi. Penghimpunan pajak dari sektor-sektor lainnya pun terganggu karena penyesuaian kinerja di dunia usaha, akibat virus Corona.

Oleh sebab itu, Sri Mulyani memperkirakan defisit APBN 2020 akan meningkat. "Saat ini kita mengindikasikan, defisit itu ada di dalam kisaran 2,2 hingga 2,5 persen. Namun kita akan lihat nanti dari sisi penerimaan maupun dari sisi belanjanya," katanya, di lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 9 Maret 2020.

Pada asumsi makro UU APBN 2020 pemerintah menargetkan defisit anggaran sebesar 1,76 persen Produk Domestik Bruto (PDB) atau Rp 307,2 triliun. Perhitungan defisit itu berdasarkan belanja negara yang dipatok Rp 2.540,4 triliun, sedangkan pendapatan negaranya Rp 2.233,2 triliun.

Di tengah penerimaan negara yang tersendat, Sri Mulyani mengatakan pemerintah masih mengoptimalkan pagu belanja untuk meningkatkan kontribusi fiskal ke perekonomian. Hal itu karena ekonomi domestik membutuhkan stimulus dari instrumen fiskal yakni APBN agar dampak dari tekanan ekonomi global dapat diminimalisir.

"Untuk tahun 2020, kita akan terus menggunakan instrumen fiskal kita. Memang, suasananya memang sangat dinamis. Namun kita akan tetap mencoba merumuskan kebijakan fiskal untuk meminimalkan dampak negatif yang berasal dari COVID-19," ujar Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menegaskan pemerintah tidak akan lambat dalam menanggapi dinamika perekonomian global yang sedang 'berperang' menghadapi COVID-19. "Karena situasinya masih bergerak terus. Maka yang disebut perumusan stimulus fiskal akan kita desain sesuai dengan perkembangan yang ada," ujar Sri Mulyani.

Selain COVID-19, fluktuasi harga minyak mentah dunia juga menjadi tantangan yang sedang dikalkulasi pemerintah. Pasalnya, penurunan harga minyak akan berdampak langsung terhadap penerimaan negara dari sektor energi.

ANTARA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

13 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

15 jam lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

17 jam lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

1 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

1 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

2 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

2 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

2 hari lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

3 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya