IHSG Jeblok Hingga Lebih dari 6 Persen ke 5.136,81

Senin, 9 Maret 2020 18:27 WIB

Tampilan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/10/2017).Foto Agung Rahmadiansyah/Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada awal pekan ini anjlok hingga lebih dari 6 persen karena dipicu sentimen negatif global.

IHSG ditutup melemah 361,73 poin atau 6,58 persen ke posisi 5.136,81. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 73,28 poin atau 8,26 persen menjadi 813,75.

Analis Indopremier Sekuritas Mino mengatakan, pelemahan IHSG masih disebabkan oleh kekhawatiran pasar terhadap penyebaran wabah virus Corona atau COVID-19. "Pelemahan indeks juga terseret koreksi bursa saham regional dan global, yang juga disebabkan kekhawatiran penyebaran Virus Corona di luar Cina," ujarnya, Senin, 9 Maret 2020.

Jebloknya IHSG, kata Mino, juga disebabkan anjloknya harga minyak dunia karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) gagal menyepakati pemangkasan produksi dengan Rusia. Dibuka melemah, IHSG tak mampu beranjak dari zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Seluruh sektor terkoreksi dalam perdagangan saham hari ini. Sektor aneka industri tercatat turun paling dalam yaitu minus 9,42 persen, diikuti sektor pertanian dan sektor industri dasar masing-masing minus 7,92 persen dan minus 7,35 persen. Adapun penutupan IHSG diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy sebesar Rp 217,84 miliar.

Advertising
Advertising

Sementara frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 527.792 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 7,21 miliar lembar saham senilai Rp 9,42 triliun. Sebanyak 43 saham naik, 382 saham menurun, dan 102 saham tidak bergerak nilainya.

Hal serupa terjadi pada bursa saham regional Asia sore ini. Indeks Nikkei misalnya, melemah 1.051 poin atau 5,07 persen ke 19.698,8 dan indeks Hang Seng melemah 1.106,2 poin atau 4,23 persen ke 25.040,5. Sementara indeks Straits Times melemah 178,33 poin atau 6,02 persen ke 2.782,65.

Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo mengatakan belum akan menempuh kebijakan dengan koreksi IHSG tersebut. Pihaknya masih melakukan pemantauan dan koordinasi. “Kami masih koordinasi dan monitor bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Langkah selanjutnya akan kami umum pada waktunya,” katanya ketika dihubungi.

Seperti diketahui, BEI memiliki enam prosedur pemantauan pergerakan IHSG. Untuk tahap pertama ketika indeks mengalami koreksi 2 persen, akan dilakukan pemantauan dan membuat laporan analisis pasar regional.

Selanjutnya pada tahap kedua atau koreksi 5 persen, BEI akan melakukan monitor. Selanjutnya, otoritas akan melakukan crisis meeting team (CMT) apabila indeks mengalami koreksi 7,5 persen dan memastikan kesiapan template pengumuman dan informasi siaran pers.

Suspensi pasar baru akan dilakukan apabila koreksi indeks telah memasuki tahap kelima atau koreksi 15 persen. BEI akan melakukan distribusi pengumuman halting atau suspensi pasar pada tahap itu.

ANTARA | BISNIS

Berita terkait

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

2 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

2 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

3 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

5 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

5 hari lalu

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

5 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

8 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

9 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya