Dampak Corona, BI Turunkan GWM Valuta Asing dan Rupiah

Senin, 2 Maret 2020 15:50 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kiri) dan Wakil Direktur Utama BNI Anggoro Eko Cahyo (kanan) melakukan uji coba QRIS Customer Presented Mode atau CPM di Denpasar, Bali, Sabtu (29 Februari 2020). Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) telah menyiapka Strategi dalam mendukung Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025. ASPI juga menyelesaikan penyusunan standar QRIS yang relatif lebih baik dari standar regional sejenis.

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menurunkan Giro Wajib Minimum atau GWM valuta asing dan rupiah. Penurunan GWM Valuta asing untuk Bank Umum Konvesional dari 8 persen menjadi 4 persen dari Dana Pihak Ketiga. Menurut dia, penurunan itu akan berlaku mulai 16 Maret 2020.

Dia mengatakan hal itu dilakukan guna memitigasi dampak virus Corona. "Bank Indonesia menempuh beberapa kebijakan lanjutan untuk stabiltas moneter dan pasar keuangan termasusk memitigas dampak virus corona,” kata Perry di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin, 2 Maret 2020.

Penurunan rasio GWM Valas tersebut, kata dia, akan meningkatkan likuiditas valas di perbankan sekitar US$ 3,2 miliar. Dan, sekaligus mengurangi tekanan di pasar valas.

Dia mengatakan Bank Indonesia juga memutuskan menurunkan Giro Wajib Minimum rupiah untuk Bank Umum Konvesional sebesar 50 basis poin. Penurunan itu, kata dia, ditujukan bagi perbankan yang melakukan kegiatan pembiayaan ekspor dan impor dalam pelaksanaanya telah berkoordinasi dengan pemerintah.

"Kebijakan ini mulai diterapkan pada 1 April 2020 dan berlaku selama sembilan bulan," ujarnya.

Sedangkan untuk penurunan GWM rupiah, kata Perry, ditujukan kepadperbankan yang melakukan pembiayaan ekspor dan impor. Karena, selama ini para eksportir dan importir mengalami kesulitan akibat dampak virus corona.

Tidak hanya masalah logistik distribusi, menurut dia, tapi juga untuk para importir yang semua mengimpor dari Cina ingin impor ke negara lain biaya impornya itu mahal.

"Diharapkan penurunan GWM rupiah dapat mempermudah dunia usaha, sehingga biaya bisa lebih murah dan perbankan mampu membiayai kegiatan ekspor dan impor,” ujar dia.

Perry juga mengatakan penurunan GWM valuta asing dan rupiah untuk memperkuat langkah koordinasi dan kebijakan sebelumnya. Dia berharap penurunan itu dapat memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah, sehingga perbankan akan lebih mampu memasok pasar valas sekaligus intervensi yang dilakukan BI.

HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

2 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

2 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

3 hari lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

3 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

3 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

3 hari lalu

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

BI optimistis rupiah akan terus menguat sesuai fundamental.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

3 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

4 hari lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

4 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

5 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya