Asosiasi: Hingga Pagi Ini Jemaah Umrah RI Masih Berangkat ke Arab
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rahma Tri
Kamis, 27 Februari 2020 10:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Syarikat Penyelenggara Umrah dan Haji (Sapuhi) Syam Resfiadi mengatakan, hingga saat ini ia mendapat laporan bahwa jemaah haji dari Tanah Air masih berangkat dan diterima di Arab Saudi. Padahal, pada pagi hari tadi ada pengumuman dari pemerintah Arab Saudi terkait penangguhan penerbitan visa untuk berkunjung ke Tanah Suci terhitung hari ini, untuk mengantisipasi masuknya virus Corona.
"Sampai pagi ini saya mendapatkan informasi dari Bandara Soekarno Hatta dan embarkasi kota lain di Indonesia masih berangkat pesawatnya. Kami dapat video dari Jeddah dan Madinah juga kedatangan jemaah masih diterima, walaupun dengan ada seleksi atau kontrol pemerintah sana," ujar Syam melalui sambungan telepon, Kamis, 27 Februari 2020.
Syam memaklumi keputusan Arab Saudi yang mengambil kebijakan tersebut. Sebab, dari Indonesia saja, kunjungan umrah ke Tanah Suci bisa mencapai 110 ribu orang per bulan. Sehingga, bisa saja pemerintah setempat kewalahan untuk mengantisipasi masuknya penyakit yang menyerang saluran pernafasan itu.
"Sepertinya sih Depkes di sana belum sesiap negara lain, karena ada foto di airport itu penanganannya belum secanggih negara lain. Pertanyaannya kok baru sekarang sementara negara lain sudah sibuk sejak sepekan bahkan sebulan lalu," tutur dia.
Syam mengatakan, dampak domino kebijakan itu bisa mencakup berbagai pihak dan sektor. Ia menghitung, potensi kerugian perusahaan travel umrah dalam dua pekan ke depan bisa mencapai Rp 100 miliar akibat kebijakan penyetopan pemberian visa oleh pemerintah Arab Saudi ini.
<!--more-->
"Dari Indonesia bisa 50-60 ribu jemaah yang berpotensi batal berangkat kalau visa dilarang untuk dua pekan ke depan. Itu kalau dikalikan rata-rata 20 juta rupiah, maka bisa 100 miliar rupiah," ujar dia.
Ia mengatakan visa umrah biasanya sudah diterbitkan sejak dua pekan atau sepuluh hari sebelum keberangkatan. Sebab, pemerintah Arab memang membatasi waktu maksimum visa selama 15 hari. "Kalau sudah diterbitkan, mereka (pemegang visa) boleh menunggu maksimum 15 hari untuk tiba di Arab Saudi."
Dalam waktu dekat, Syam mengatakan asosiasinya akan segera menggelar rapat untuk mengambil kebijakan cepat. Namun, ia mengingatkan kepada semua pihak bahwa persoalan ini bukan hanya terkait dengan kerugian. "Sebagai umat islam jangan lupa kepada Allah, sebut inalillahi wainnailaihi rajiun, ini musibah," tutur dia.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dikabarkan menghentikan sementara penerimaan jemaah umrah dari seluruh negara. Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran virus Corona. Wabah virus Corona telah menjangkiti di sejumlah kawasan timur tengah, seperti di Afghanistan, Oman, dan Lebanon. Di Iran, dua orang terduga virus Corona dilaporkan meninggal.
CAESAR AKBAR | ROSSENO AJI