Pesawat milik maskapai penerbangan China Eastern menuju area apron setibanya di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Sabtu, 8 Februari 2020. Pesawat tersebut menjemput 61 orang warga negara China yang masih berada di Bali untuk dibawa ke Kota Wuhan, China, dengan nomor penerbangan MU799. ANTARA/Fikri Yusuf
TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha kargo udara mengusulkan agar pemerintah menyediakan rute pesawat khusus kargo yang menghubungkan pengiriman barang Cina dan Indonesia. Penerbangan dari Indonesia ke Cina dan sebaliknya dihentikan akibat merebaknya virus Corona.
Managing Director PT Transtama Logistics Ade Wellington Adrian mengungkapkan penghentian sementara penerbangan dari dan ke Cina berakibat pengurangan volume logistik ekspor hingga 30 persen terutama dari pintu Bandara Soekarno-Hatta.
Pasalnya, Cina menjadi tujuan banyak komoditas barang-barang segar atau perisable asal Indonesia. "Solusi terbaik perkara ini yakni membuka jalur pesawat freighter (khusus kargo), mengingat tidak ada penumpang hanya awak pesawat yang sangat terbatas jumlahnya," ujarnya, Rabu, 19 Februari 2020.
Dia bercerita dari jumlah itu yang penerbangan langsung ke Cina seperti Garuda Indonesia, China Southern Airline, dan lain-lainnya mempunyai pangsa antara 70-80 persen. Pria yang menjadi Ketua Indonesia Cargo Agent Club (ICAC) tersebut menilai pesawat penumpang menuju China juga sangat terbatas karena banyak maskapai yang mengurangi jumlah penerbangan.
Berdasarkan catatan Angkasa Pura II terdapat 143 pergerakan pesawat dari dan ke Cina dalam sepekan. Sedangkan Angkasa Pura I mencatat 158 pergerakan per pekan yang hilang akibat penutupan tersebut.