Sebuah pesawat Xpress Air berada di bandar Udara Domine Eduard Osok di Sorong, Papua Barat, Jumat (16/3). Tempo/Fardi Bestari
TEMPO.CO, Solo - Maskapai Xpress Air memindahkan beberapa penerbangannya dari Yogyakarta menuju Bandara Adi Sumarmo Solo. Mereka belum tertarik pindah ke New Yogyakarta International Airport (NYIA) atau Bandara Internasional Yogyakarta.
"Kami memindahkan secara bertahap," kata Sales Marketing and Corporate Supervisor Xpress Air, Irfan Setiawan di Balai Kota Solo, Selasa 18 Februari 2020. Selama ini, Xpress Air memiliki lima penerbangan dari Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta.
Lima penerbangan tersebut adalah Yogyakarta-Palembang, Yogyakarta-Samarinda, Yogyakarta-Pontianak, Yogyakarta Banjarmasin, dan Yogyakarta Lampung.
Pada akhir Maret, mereka akan memindahkan penerbangan tujuan Palembang, Samarinda, dan Pontianak ke Bandara Adi Sumarmo Solo. Sedangkan rute tujuan Banjarmasin dan Lampung dipindahkan ke Bandara Ahmad Yani Semarang.
Selanjutnya, mereka akan melengkapi penerbangan dari Solo dengan tujuan Banjarmasin dan Lampung. "Sehingga nantinya akan ada lima penerbangan dari Solo," katanya. Hal yang sama juga akan dilakukannya di bandara Semarang.
Irfan menyebut bahwa maskapainya belum tertarik untuk ikut menggunakan New Yogyakarta International Airport (NYIA). Sebab, pangsa pasar di bandara baru itu belum bisa diukur. "Kalau Bandara Solo sudah eksis," katanya.
Bandara Solo, menurutnya, juga memiliki sejumlah fasilitas yang lebih baik. "Sudah ada kereta bandara," katanya. Selain itu, Bandara Solo juga berada di dekat jalur tol Transjawa sehingga mudah diakses dari berbagai daerah.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Solo, Hasta Gunawan berharap adanya penerbangan baru itu akan mendongkrak kunjungan wisatawan ke kota itu. "Tentunya akan kami tindaklanjuti dengan promosi yang memadai," katanya.
Dia juga akan melakukan kajian mengenai karakteristik penumpang Xpress Air di rute sebelumnya di Yogyakarta. Hal itu menurutnya harus dilakukan agar promosi wisata yang dilakukan bisa lebih tepat sasaran.
