Kunjungan Turis Asing Selain dari Cina di Bali Nornal

Reporter

Antara

Minggu, 16 Februari 2020 05:00 WIB

Suasana di Pantai Bias Tugel, Padangbai, Karangasem Bali. Kebanyakan yang datang turis asing. Tempo/Rita Nariswari

TEMPO.CO, Denpasar - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa menegaskan sejauh ini kunjungan wisatawan mancanegara selain Cina ke Pulau Dewata, masih dalam keadaan normal dan tidak berkurang.

"Kalau wisatawan yang lain (di luar Cina), saya perhatikan di sini masih berjalan seperti biasa," kata Astawa, di Denpasar, Sabtu, 15 Februari 2020.

Untuk hotel-hotel di kawasan Sanur, Kota Denpasar, misalnya tingkat okupansinya rata-rata di atas 70 persen. Menurut dia, itu kondisi normal terjadi pada Februari yang termasuk dalam "low season". Bahkan ada sejumlah hotel di Sanur yang okupansinya mencapai 95 persen.

Oleh karena itu, ujar Astawa, isu yang menyebutkan Bali ibarat "Kota Hantu" karena kehilangan kunjungan wisatawan Cina, sama sekali tidak benar.

Menurut mantan Kepala Bappeda Provinsi Bali itu, jika wabah virus corona (Covid-19) yang melanda Cina berkepanjangan, dalam satu tahun itu Bali berpotensi kehilangan wisatawan mancanegara hingga 18 persen lebih, jika berkaca dari kunjungan wisman ke Bali pada 2019.

Berdasarkan data kunjungan wisman ke Bali sepanjang 2019 dengan jumlah total 6.275.210 jiwa, wisatawan Cina berada pada posisi kedua tingkat kunjungan tertinggi ke Pulau Dewata yakni mencapai 1.186.057 jiwa (18,90 persen).

"Sehingga dalam satu tahun kita berpotensi kehilangan 18 persen dari total kunjungan wisatawan mancanegara," ujar Astawa.

Meskipun demikian, lanjut dia, masih ada wisatawan dari Negeri Tirai Bambu itu yang memperpanjang masa tinggalnya. Sesuai data Imigrasi, ada sekitar 1.200-an wisatawan China yang kini masih berada di Bali. Dengan penambahan lama tinggal itu diharapkan dapat mengurangi potensi kehilangan kunjungan turis Cina yang 18 persen.

Astawa menambahkan, dengan penurunan kunjungan wisatawan Cina ke Pulau Dewata dalam waktu hampir sebulan, Bali telah kehilangan pendapatan dari pariwisata kisaran Rp 10 miliar.

Berdasarkan data, ada sekitar 20.000-an wisatawan Cina yang membatalkan kunjungannya ke Pulau Dewata. Sedangkan rata-rata pengeluaran atau "spending money" per 5 hari sekitar 300-500 dolar AS (antara Rp5-7 juta). "Anggaplah Rp5 juta kali 20 ribu, jadi 1 bulan ini kehilangan sekitar Rp 10 miliar untuk wisatawan Cina," katanya.

Ketua Bali Hotel Association (BHA) I Made Ricky Darmika Putra berharap pangsa pasar lain seperti wisatawan Australia, Eropa, Jepang dan Korea tetap datang ke Bali dan bahkan bertambah. "Kita tentu tidak bisa bersedih berlama-lama, kita harus meningkatkan pasar wisman yang hilang," ujarnya

Selain itu, BHA berharap ada perubahan destinasi kunjungan wisman yang tadinya ingin ke Cina menjadi ke Bali ataupun provinsi lainnya di Indonesia.

Namun, Ricky tidak memungkiri, hal tersebut bukan perkara mudah karena memerlukan terobosan di antaranya untuk menambah penerbangan terutama dari Amerika Serikat, Timur Tengah, dan juga dari Eropa untuk mengurangi potensi kehilangan kunjungan wisatawan Cina.

Dia menambahkan, kawasan wisata Kuta, Seminyak dan Nusa Dua, Kabupaten Badung yang paling terkena dampak akibat penurunan kunjungan wisatawan Cina ke Bali. "Kalau di Seminyak, okupansi hotel sampai hanya 35 persen. Sedangkan di Sanur, 'impact-nya kisaran 6-7 persen," katanya yang juga General Manager Santrian Group Corporate itu.

Salah satu wisatawan asal Belanda, Rob Horbach, merasa nyaman berada di Bali. Kalau datang ke Pulau Dewata, ia memilih tinggal di Puri Santrian, Sanur. Terkait virus corona (Covid-19), ia pun tidak merasa khawatir.

"Virus itu kan berada Wuhan, Cina. Lagi pula tidak ada larangan dari Pemerintah Indonesia ataupun dari pemerintah kami berwisata ke Indonesia dan Bali khususnya," ujarnya.

Apalagi, terkait dengan virus Covid-19 ini di Indonesia nihil. "Saya rasa tidak ada corona. Di Belanda sendiri tidak ada kasus ini. Pemerintah kami di Belanda sendiri sudah ada penutupan penerbangan dari dan ke Cina. Jadi, orang tidak akan pergi ke Cina jika kasus ini masih ada," kata Horbach.

Johannes Tuyt wisatawan asal Belanda lainnya pun merasa nyaman berada di Bali . Ia bersama keluarganya memang selalu memilih Bali sebagai tempat bersiwsata. Ia sudah beberapa kali datang ke Bali sejak 25 tahun lalu.

Ia merasa sangat senang dengan keramahan masyarakat Bali. Begitu bertemu, ia merasa bersama orang yang sudah berteman lama, sehingga membawa perasaan, seperti berada di rumah sendiri.

"Di rumah kami hanya ada cuaca dingin serta hujan. Di sini cuacanya sangat bagus dan orang-orang ramah yang sangat baik. Negaranya bagus dan cuaca yang hangat," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

17 jam lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

1 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

2 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

AIR 2024 Sukses DIgelar, Kukuhkan Pulau Peninsula Sebagai Destinasi Wisata Olahraga

2 hari lalu

AIR 2024 Sukses DIgelar, Kukuhkan Pulau Peninsula Sebagai Destinasi Wisata Olahraga

AIR 2024 mendukung kawasan Nusa Dua, khususnya Pulau Peninsula sebagai salah satu destinasi wisata olahraga menarik di Bali

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

2 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

2 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

3 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

3 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

3 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya