Virus Corona, Erick Thohir: USD 18 M dari UEA Bisa Terhenti

Selasa, 11 Februari 2020 08:30 WIB

Menteri BUMN Erick Thohir. TEMPO/Muhammad Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan pemerintah akan melakukan rapat mengenai dampak ekonomi apabila penyebaran Virus Corona belum juga bisa dihentikan dalam jangka waktu dekat. Salah satunya adalah imbas virus Corona terhadap investasi ke tanah air.

"Investasi dari Uni Emirat Arab misalnya yang kemarin sudah ditandatangani US$ 18 miliar bisa saja berhenti karena orang Abu Dhabi juga kan enggak tahu di Indonesia aman atau tidak, bisa saja investasi ini di-hold," ujar Erick di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin, 10 Februari 2020.

Selain invetasi dari Uni Emirat Arab, Erick juga mengatakan ada salah satu perjanjian Indonesia soal investasi smelter alumunium yang salah satunya menggunakan teknologi Cina dan berpotensi terganggu juga dengan adanya kasus Virus Corona ini. "Karena itu, ini juga bisa proyek-proyek besar terhambat, proyek-proyek investasi."

Salah satu sektor yang dia khawatirkan juga adalah pada industri obat. Sebab, Indonesia masih mengimpor 60 persen bahan baku dari sana dan 30 persen dari India. "Terus kalau bahan baku tidak dikirim kita mau buat obat apa?"

Kekhawatiran Erick beralasan. Ia melihat apa yang terjadi di Cina memang bukan hanya masalah kesehatan semata. Virus Corona juga telah membuat anjlok indeks saham pasar modal Cina. Selain itu, para pekerja pun banyak yang tidak bisa bekerja dan hanya di rumah. Sehingga, produktivitas pun hilang.

Belum lagi, kata Erick, para tenaga kerja ahli yang kini tak mau datang ke Cina untuk sementara. Padahal, lima hingga enam tahun lalu Cina sengaja membuka banyak lapangan kerja untuk tenaga ahli asing yang keahliannya belum dimiliki di dalam negeri. Saat ini, tenaga ahli itu sudah kembali ke negara masing-masing lantaran khawatir akan penyebaran Virus Corona.

Selain di sektor industri padat karya yang terpukul, Erick mengatakan sektor pariwisata di Cina juga terpukul. Ia mengatakan selama ini salah satu kekuatan Cina adalah pariwisata domestik. Namun dengan adanya penyakit itu, orang pun tidak melancong. Persoalan pariwisata juga berimbas kepada perekonomian Indonesia, mengingat kunjungan warga Cina ke Tanah Air yang cukup tinggi.

Terakhir, Erick mengatakan Virus Corona juga menghantam rantai pasok ke Cina. Pasokan itu terhambat lantaran sulit melakukan pengiriman ke sana. Hal ini juga berimbas kepada ekspor Indonesia hang cukup besar ke Cina.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia ikut terpukul karena mewabahnya virus corona. "Ya, apapun perlambatan perekonomian global pasti. Itu semua menyampaikan yang sama. Negara-negara yang terkena imbas itu juga pasti kena. Kita ngomong apa adanya termasuk negara kita Indonesia," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Rabu, 5 Februari 2020

Namun, kata Jokowi, pemerintah masih perlu menghitung dampak Virus Corona terhadap ekonomi dalam negeri. Jokowi mengaku belum bisa menyampaikan secara spesifik berapa persen pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia.

"Berapa persen nanti ada imbas ke pertumbuhan ekonomi kita, itu yang belum bisa dikalkulasi. Ini kan masih dalam proses perjalanan semuanya, jadi menghitungnya negara manapun juga sulit," ujar Jokowi.

DEWI NURITA

Berita terkait

Dirut PLN Jelaskan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

6 menit lalu

Dirut PLN Jelaskan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

55 menit lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

2 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

3 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

3 jam lalu

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

Menteri BUMN, Erick Thohir menyiapkan rancangan cetak biru BUMN hingga 2034 Mencakup rencana integrasi sektor pupuk dan pangan

Baca Selengkapnya

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

4 jam lalu

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

Kementerian BUMN melakukan rasionalisasi dan perbaikan terhadap keuangan PT Indofarma Tbk untuk meningkatkan kinerja perusahaan

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

18 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

21 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

1 hari lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya