Sederet Prestasi Mendiang JB Sumarlin

Reporter

Caesar Akbar

Kamis, 6 Februari 2020 18:06 WIB

JB Sumarlin. TEMPO/Sony Sumarsono

TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Menteri Keuangan Johannes Baptista Sumarlin atau JB Sumarlin dinilai banyak berperan dalam pusat kebijakan ekonomi dan keuangan, khususnya pada periode 1970 hingga 1998. Karena itu, Sumarlin banyak mengantongi penghargaan atas pengabdiannya.

"Kami di Kementerian Keuangan merasa berduka dan kehilangan sosok panutan dan berperan besar bagi perbaikan perekonomian di Indonesia pada akhir 1980an," ujar Pelaksana Tugas Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti dalam pesan singkat kepada Tempo, Kamis, 6 Februari 2020.

JB Sumarlin meninggal di Rumah Sakit Carolus, Jakarta, hari ini pukul 14.15 WIB.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Keuangan, ada sejumlah penghargaan yang diraih Sumarlin. Antara lain Menteri Keuangan terbaik tahun 1989 oleh Euromoney dan tahun 1990 oleh majalah Asia. Ia juga pernah mendapat Bintang Mahaputra Adiprana III 1973 dan meraih Bintang Grootkruis in de Orde van Leopold II dari pemerintah Belgia tahun 1975.

JB Sumarlin adalah menteri di Kabinet Pembangunan V era Presiden Soeharto. Sumarlin menjabat sejak 21 Maret 1988 hingga 17 Maret 1993.

Sebelum masuk ke instansi pemerintahan, jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu pernah menjadi dosen di Fakultas Ekonomi dan sempat bekerja di sebuah perusahaan industri di Jakarta. Di masa Revolusi Fisik, Sumarlin pernah berperan serta bergerilya sebagai anggota Palang Merah Indonesia, dan sebagai anggota TNI (Tentara Nasional Indonesia) di Jawa Timur.

Perjalanan karier Sumarlin di Kementerian Keuangan dirintis sejak melakukan Gebrakan Sumarlin I pada tahun 1987. Pada saat itu menjabat sebagai Ketua Bappenas dan Menteri Keuangan ad Interim. Gebrakan Sumarlin I adalah pengetatan moneter dengan cara menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Langkah itu dilakukan pemerintah bersama Bank Indonesia untuk mengatasi perekonomian Indonesia yang menghadapi kesulitan. Gebrakan Sumarlin I berhasil menunjukkan perkembangan yang membaik dengan angka pertumbuhan 5,7 persen pada 1988 alias melebihi target rata-rata pertumbuhan 5 persen.

Selain itu, kebijakan yang dikeluarkan Sumarlin untuk mendukung pengendalian inflasi dan memperkuat struktur perkreditan antara lain adalah Paket Kebijakan Deregulasi di Bidang Moneter, Keuangan dan Perbankan (Pako 1988), Paket Maret 1989, dan Paket Januari 1990.

Kebijakan ini malah menghasilkan ekspansi kredit perbankan yang berlebihan dan kurang selektif. Pada Maret 1991 Gebrakan Sumarlin II dikeluarkan. Gebrakan II ini mampu menahan laju inflasi hingga secara berangsur-angsur turun menjadi 4,9 persen pada 1992.

Berdasarkan informasi yang diterima Tempo, Sumarlin akan disemayamkan di rumah duka MRCC Siloam Semanggi lantai 36 pada pukul 18.00 WIB. Rencananya, Bekas Ketua Badan Pemeriksa Keuangan itu akan dimakamkan di Pemakaman San Diego Hills pada hari Senin, 10 Februari 2020.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

5 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

5 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

6 hari lalu

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

Menteri Keuangan Israel menyerukan penghancuran total Kota Rafah, Deir al-Balah, dan Khan Younis di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

7 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

7 hari lalu

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

7 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

8 hari lalu

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

Walaupun telah meninggal, mendiang Ibu Tien Soeharto tetap dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

10 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

10 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

10 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya