Luhut Akui Virus Corona Akan Banyak Pengaruhi Ekonomi RI
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 5 Februari 2020 22:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tak memungkiri penyebaran Virus Corona belakangan bakal berdampak kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya pada triwulan pertama 2020.
"Enggak bisa dihindari, saya kira banyak pengaruh lah, enggak perlu ditutupi, Singapura kemarin waktu presidennya datang bilang menderita banget, jadi jangan lihat Indonesia, ini sudah global," ujar dia di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu, 5 Februari 2020. Karena itu, ia berpendapat pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa bertahan di 5 persen saja sudah bagus sekali.
Cina, kata Luhut, saat ini menyumbang sekitar 17 persen kepada Produk Domestik Bruto dunia. Sehingga, terganggunya perekonomian Negeri Tirai Bambu tentu mengganggu perekonomian global. Hal ini, tutur dia, sempat terjadi ketika serangan Virus SARS pada awal 2000-an. Padahal, saat itu, Cina baru menyumbang sekitar 4 persen saja terhadap PDB dunia.
Ditambah lagi, wilayah yang terganggu, menurut Luhut, adalah kawasan industri terbesar di Cina, yaitu di Provinsi Hubei. Dengan tutupnya kawasan tersebut, maka berimbas kepada rantai pasok industri. "Jadi kelihatan, ekspor batubara, ekspor apa saja ke sana menurun, jadi terlihat dampaknya," ujar Luhut.
Saat ini pun, pemerintah sudah menutup pergerakan dari dan ke Cina dengan membatasi penerbangan. Akibatnya, dari pariwisata saja, Indonesia bisa rugi hingga US$ 4 miliar. Belum lagi pemerintah juga memutuskan untuk menghentikan sementara impor hewan hidup dari Cina. Hal itu dilakukan untuk menghindari penyebaran virus ke Tanah Air. Meski demikian, ia mengatakan total kerugian Indonesia akibat dari Virus Corona masih belum kelar dihitung.
Ke depannya, Luhut mengatakan bakal melakukan evaluasi setiap dua hari terkait kebijakan-kebijakan pengetatan tersebut. Apabila sudah ada penurunan pada penyebaran Corona, ia membuka peluang untuk melonggarkan kembali kebijakan-kebijakan tersebut.
"Sekarang kami pastikan setiap dua hari apakah sudah sampai puncaknya Corona, kalau sudah menurun kita sudah mulai bisa mempertimbangkan membuka lagi untuk para diplomat maupun pegawai yang khusus untuk mengurus industri," tutur Luhut.
<!--more-->
Dalam lain kesempatan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan penyebaran Virus Corona bisa menggerus pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 0,1 hingga 0,29 persen. "Kami akan terus monitor," ujar dia.
Airlangga mengatakan ada beberapa sektor terdampak akibat dari penyebaran penyakit yang menyerang pernafasan tersebut. Salah satunya, tutur dia, adalah pada pariwisata, mengingat kunjungan wisatawan asal Negeri Tirai Bambu ke Tanah Air bisa mencapai dua juta per tahun. "Tentu dengan adanya travel warning dan di mana-mana setop turis Cina, akan ada dampaknya, kami akan mengevaluasi setiap dua pekan," tutur dia.
Selain pariwisata, Airlangga memperkirakan industri farmasi di Indonesia juga bakal terpengaruh. Mengingat, sebagian komponen bahan baku obat-obatan diimpor dari Wuhan. Sementara saat ini industri di sana sedang libur masal hingga pertengahan Februari 2020.
"Kita tunggu saja, karena value chain terganggu dan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi," kata Airlangga. Ia pun mengatakan Virus Corona diperkirakan menggerus pertumbuhan ekonomi Cina 1-2 persen.
CAESAR AKBAR