Rilis Data Inflasi Tak Mampu Kerek IHSG
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rahma Tri
Senin, 3 Februari 2020 13:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG masih terkoreksi di zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin 3 Februari 2020. Rilis data inflasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) pun tak mampu mengerek laju IHSG.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,52 persen atau 30,85 poin ke level 5.909,2 pada akhir perdagangan sesi I hari ini. IHSG sebelumnya dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,32 persen atau 19,08 poin di level 5.920,97.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu, IHSG menutup pergerakannya di level 5.940,05 dengan koreksi tajam sebesar 1,94 persen atau 117,54 poin. Adapun sepanjang perdagangan siang ini, IHSG bergerak pada kisaran 5.877,20-5.942,78.
Tercatat sebanyak 89 saham menguat, 303 saham melemah, dan 284 saham stagnan dari 676 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
<!--more-->
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. yang masing-masing turun 0,99 persen dan 3,01 persen menjadi penekan utama atas pelemahan IHSG pada siang ini.
Adapun data inflasi yang baru saja dirilis BPS ternyata masih belum menjadi penggerak laju penggerak IHSG hari ini. Berdasarkan data BPS, Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari 2020 mengalami inflasi sebesar 0,39 persen secara month-to-month (mtm). Sementara itu, laju inflasi IHK tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 2,68 persen. Badan Pusat Statistik mencatat 79 kota dari 90 kota yang disurvei mengalami inflasi.
Sebelumnya, Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengatakan faktor utama pendorong inflasi dipengaruhi oleh penurunan pasokan komoditas pangan seiring dengan peningkatan curah hujan secara nasional. “Inflasi bulan Januari 2020 diperkirakan meningkat sebesar 0,42 persen [month-to-month/mom] yang tercatat 0,34 persen [mom],” katanya.
Dengan mempertimbangkan penyesuaian tahun dasar baru (2018) pada inflasi, dia memperkirakan inflasi tahunan per bulan Januari mencapai 2,66 persen (yoy), turun dari bulan sebelumnya yang tercatat 2,72 persen (yoy).