Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat mengunjungi Tokopedia.
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengakui, dulu provinsinya sempat tak dilirik oleh investor. Penanam modal, kata dia, malas mengucurkan investasi karena infrastruktur Jawa Tengah yang belum memadai.
"Jawa Tengah awalnya enggak terlalu seksi untuk investasi karena infrastrukturnya buruk. Setelah dibangun jalan tol, infrastruktur diperbaiki, sekarang investor mulai oke," ujar Ganjar Pranowo saat menjadi pembicara dalam Katadata Indonesia Data dan Economic Forum 2020 di Hotel Kempinski Grand Indonesia, Jakarta, Rabu, 30 Januari 2020.
Ganjar mengatakan, pemerintah provinsi saat ini memang sedang berupaya menggenjot investasi masuk untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ia mengakui telah menggelar diskusi dengan calon-calon investor.
Berdasarkan hasil pertemuan itu, ia mengklaim telah menampung pelbagai keluhan investor. Di antaranya terkait persoalan regulasi yang masih berbelit-belit. Ia juga menemukan adanya pungutan liar atau pungli.
Masalah lain adalah persoalan kuota investasi yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. "Sebenarnya saya minta kuotanya untuk tidak dibatasi," Ganjar Pranowo menjelaskan.
Untuk memotong mata rantai proses masuknya investasi, Ganjar telah meminta pemerintah provinsi memaksimalkan Pusat Terpadu Satu Pintu atau PTSP. Pemerintah juga telah merancang peta kawasan perwilayahan agar investor yang berniat masuk bisa langsung memilih lokasi.