Presiden Jokowi (kanan) berbincang dengan mantan Ketua Umum HIPMI Sandiaga Uno (kiri) sebelum menghadiri acara pelantikan BPP HIPMI periode 2019-2022 di Jakarta, Rabu, 15 Januari 2020. Pelantikan ini mengusung tema peningkatan kualitas SDM pengusaha muda indonesia dalam menyambut era bonus demografi. ANTARA /Akbar Nugroho Gumay
TEMPO.CO, Jakarta - Sandiaga Uno menceritakan penyesalannya tak menanamkan saham di PT Gojek Indonesia saat perusahaan rintisan itu pertama kali berdiri pada 2011-2012. Penyesalan tersebut ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam Indonesia Millenial Summit 2020 pada Sabtu, 18 Januari 2020.
"I think, I was stupid I guess (saya pikir, saya bodoh) karena tidak ikut investasi di Gojek," ujar Sandiaga di Tribatra, Jakarta Selatan.
Sandiaga mengakui tawaran tersebut langsung datang dari pendiri Gojek, yakni Nadiem Makarim. Keduanya saat itu berada dalam sebuah acara temu perusahaan rintisan yang digelar oleh Mc Kinsey.
Kala itu, Sandiaga datang sebagai panelis. Sedangkan Nadiem adalah pihak yang memberikan penawaran saham. Nilai saham yang ditawarkan Nadiem kepada Sandiaga sekitar US$ 50 ribu atau sekitar Rp 700 juta dengan hitungan kurs Rp 14 ribu.
"Waktu menawarkan investasi di startup anyar itu, Nadiem belum menjadi apa-apa. Namun, ia sudah membawa nama Gojek dan pilot programnya," ucap Sandiaga.
Nadiem Makarim: Perubahan dalam Merdeka Belajar Butuh Keberanian Besar
2 hari lalu
Nadiem Makarim: Perubahan dalam Merdeka Belajar Butuh Keberanian Besar
Dalam perayaan Hardiknas 2024, Mendikbudristek Nadiem Makarim mengungkapkan transformasi dalam kebijakan Merdeka Belajar butuh risiko dan keberanian besar.