Dirut Asabri Minta Isu Negatif Disetop, Ancam Tempuh Jalur Hukum
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Dewi Rina Cahyani
Kamis, 16 Januari 2020 15:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) atau Asabri, Letjen TNI (purn) Sonny Widjaja membantah tudingan korupsi yang dialamatkan kepada perusahaan tersebut. Dia mengatakan uang nasabah di perseroan aman dan tidak dikorupsi.
Dia juga meminta agar isu negatif yang menerpa Asabri dihentikan. Bila isu itu terus bergulir, Sonny mengancam akan menempuh jalur hukum. "Hentikan pembicaraan yang cenderung tendensius yang menyebabkan kegaduhan," ucapnya.
Ia mengatakan, seumpama berita yang ia klaim gaduh itu tak berhenti, pihaknya akan menempuh jalur hukum. "Dengan menyesal saya akan menempuh jalur huku. Mari berpikir jernih dan posotif," ujarnya dalam konferensi pers, Kamis, 16 Januari 2020.
Dia juga menegaskan agar peserta Asabri yaitu prajurit TNI, Polri, dan seluruh aparatur sipili negara di Kementerian Pertahanan agar tak resah. Uang nasabah hingga kini aman. "Kepada seluruh peserta Asabri, prajurit TNI, Polri, seluruh ASN Kemenhan (Kementerian Pertahanan), dan Polri, saya tegaskan uang yang dikelola saat ini aman, tidak hilang, tidak dikorupsi," ujarnya di lantai tujuh kantor Asabri, Kamis, 16 Januari 2020.
Dugaan adanya korupsi di tubuh Asabri diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD. Mahfud menduga ada korupsi senilai hingga Rp 10 triliun di tubuh perusahaan. Kondisi ini menyebabkan saham-saham perusahaan berguguran.
Pada 2019, saham-saham yang menjadi portofolio Asabri anjlok. Bahkan, penurunan harga saham dapat mencapai 90-an persen sepanjang tahun berjalan.
Berdasarkan data dari keterbukaan informasi, ada 14 saham yang masuk ke dalam portofolio Asabri. Namun, Asabri melepas seluruh investasinya di PT Pool Advista Finance Tbk. (POOL), pada Desember 2019.
Akibatnya, saham POOL terjun paling dalam di antara portofolio Asabri lainnya dengan penurunan 96,93 persen sepanjang 2019. Bahkan, saham tersebut disuspensi hingga kini sejak 30 Desember 2019, dengan level harga penutupan Rp 156.
Harga saham yang nahas berikutnya adalah PT Alfa Energi Investama Tbk. (FIRE), yang terkoreksi 95,79 persen pada tahun lalu ke level Rp326. Penurunan drastis pun dialami saham PT SMR Utama Tbk. (SMRU) sebesar 92,31 persen ke posisi Rp 50. Level gocap itu pun bertahan hingga kini. Asabri memegang 6,61 persen saham SMRU.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS