Ditutup Menghijau, Laju IHSG Ditopang Sektor Aneka Industri

Selasa, 14 Januari 2020 16:51 WIB

Presiden Jokowi memberikan sambutan saat pembukaan perdagangan saham tahun 2020 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 2 Januari 2020. Pada awal perdagangan pertama tahun 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik 0,22 persen atau 13,59 poin di level 6.313,13. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan berakhir menguat pada perdagangan hari ini, Selasa 14 Januari 2020.

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG ditutup di level 6.325,41 dengan penguatan 0,46 persen atau 28,84 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Senin kemarin, IHSG menutup pergerakannya di level 6.296,57 dengan penguatan 0,34 persen atau 21,63 poin.

Pada Selasa, penguatan indeks mulai berlanjut dengan dibuka naik 0,20 persen atau 12,32 poin di posisi 6.308,89. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.298,61 – 6.325,41.

Enam dari sembilan sektor menetap di zona hijau, dipimpin sektor aneka industri yang menguat 2,66 persen dan finansial yang naik 1,13 persen. Tiga sektor lainnya melemah, didorong sektor pertanian yang turun 1,14 persen.

Advertising
Advertising

Adapun sebanyak 163 saham menguat, 219 saham melemah, dan 292 saham stagnan dari 674 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Astra International Tbk (ASII) yang masing-masing naik 1,85 persen dan 3,61 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG pada perdagangan hari ini.

Sementara itu, indeks saham lain di Asia bergerak variatif pada perdagangan hari ini. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing ditutup menguat 0,73 persen dan 0,31 persen.

Meski demikian, di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 ditutup di zona merah dengan pelemahan 0,28 persen dan 0,34 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,24 persen.

Dilansir Bloomberg, bursa Asia memangkas penguatannya setelah rilis data dari China menunjukkan perdagangan Negeri Tirai Bambu dengan Amerika Serikat merosot tahun lalu, akibat terdampak perang dagang antara kedua negara.

Perdagangan dengan AS dilaporkan turun hampir 11 persen, meskipun total ekspor China sepanjang 2019 mengalami kenaikan seiring dengan lonjakan permintaan global.

"Uni Eropa tetap menjadi mitra dagang terbesar China, diikuti oleh Asean pada peringkat kedua dan Amerika Serikat pada peringkat ketiga," kata Administrasi Bea Cukai China.

Menjelang penandatanganan perjanjian perdagangan fase satu AS-China pada Rabu 15 Januari 2020, di Washington, fokus investor mulai kembali tertuju pada laporan kinerja keuangan perusahaan.

“Ekspektasi kami adalah musim laba yang solid - tidak ada yang luar biasa tetapi tidak ada yang benar-benar mengerikan," tutur Kristina Hooper, kepala strategi pasar global di Invesco Ltd. kepada Bloomberg TV.

“Situasinya sangat akomodatif sehingga sangat mendukung aset berisiko, termasuk ekuitas, bahkan jika kita melihat musim laporan laba yang kurang baik,” kata dia.

Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

1 jam lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

4 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

4 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

4 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

6 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

6 hari lalu

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

7 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

10 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya