Petugas melakukan pengisian avtur ke sebuah pesawat udara di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 26 Januari 2016. Pertamina menyatakan stok avtur untuk melayani kebutuhan penerbangan di Indonesia sangat aman dengan rata-rata stok ketahanan berada diatas 24 hari. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan nasional, Citilink Indonesia dan Lion Air menyatakan terus memantau perkembangan konflik antara Iran dan Amerika Serikat. Maskapai berkepentingan terhadap konflik kedua negara karena berkaitan dengan kenaikan harga avtur (bahan bakar pesawat).
Saat ini Citilink Indonesia telah mempersiapkan langkah antisipasi kenaikan harga avtur pasca konflik di Timur Tengah yang semakin memanas.
VP Corporate Secretary Citilink Indonesia, Resty Kusandarin, mengatakan saat inipun sudah terjadi kenaikan harga avtur. Kendati demikian, kenaikan yang terjadi belum terlalu signifikan.
“Antisipasi dari maskapai terhadap kemungkinan terjadinya kenaikan avtur adalah melakukan efisiensi bahan bakar dengan menerapkan capacity adjustment,” kata Resty kepada Bisnis, Ahad 12 Januari 2020.
Adapun upaya lain yang mungkin dilakukan adalah dengan mengkaji kembali seluruh rute penerbangan. Evaluasi ini terutama dilakukan untuk rute penerbangan yang memiliki tingkat keterisian kursi (seat load factor/SLF) di bawah 50 persen.
Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz
6 jam lalu
Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz
Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.