Ingin Akhiri Perang Dagang, AS-Cina Sepakat Mulai Perundingan

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Minggu, 12 Januari 2020 19:51 WIB

Ilustrasi perang dagang Amerika Serikat dan Turki. Gmfus.org

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah terlibat pertikaian ekonomi dalam waktu cukup lama, tampaknya Amerika Serikat dan Cina ingin mengakhiri perang dagang yang sudah berlangsung setahunan ini. Kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia inipun sepakat untuk memulai kembali perundingan semi-tahunan.

Sebelumnya, pada awal pemerintahan Presiden Donald Trump, opsi perundingan itu sama sekali tak dilirik. Seperti dikutip Reuters Ahad, 12 Januari 2020, seorang pejabat yang akrab dengan isu itu mengatakan bahwa Dialog Ekonomi Komprehensif AS-Cina akan diumumkan pada 15 Januari mendatang. Pembicaraan itu merupakan bagian dari dicapainya penandatanganan perjanjian perdagangan Fase 1 antara kedua negara.

Sebuah pertemuan reguler akan membentuk forum bersama sebagai sarana untuk pembicaraan tingkat tinggi antara dua ekonomi terbesar dunia. Akan tetapi, pembicaraan itu terpisah dari negosiasi dagang yang rumit dan sempat memanas dalam beberapa waktu belakangan.

Sesi pertemuan itu kemungkinan akan dipimpin oleh Menkeu AS Steven Mnuchin dan Wakil Perdana Menteri Cina, Liu He.

Kedua belah pihak telah terlibat dalam perang dagang selama lebih dari setahun. AS dan Cina saling mengenakan tarif impor besar sehingga mengganggu rantai pasokan global dan memberikan pukulan terhadap kepercayaan bisnis.

Advertising
Advertising

Dialog Ekonomi Strategis dua kali setahun dimulai pada masa pemerintahan Presiden George W. Bush. Dialog ini merupakan cara bagi dua kekuatan ekonomi itu untuk mengelola berbagai masalah yang muncul di antara mereka.

Pertemuan itu kemudian dilanjutkan di bawah Presiden Barack Obama dan pada awal pemerintahan Presiden Donald Trump juga. Babak pertama dari apa yang oleh pemerintahan Trump berganti nama menjadi Dialog Ekonomi Komprehensif diadakan pada bulan Juli 2017.

Tetapi sesi pertemuan reguler yang terkait dengan isu secara luas itu sering dikritik karena tidak menghasilkan bukti nyata sehingga ditinggalkan ketika pemerintahan Trump. Ia memilih untuk bergerak ke arah pendekatan yang lebih konfrontatif ke Cina.

Pendekatan yang dipilih Donald Trump adalah dengan mengandalkan penggunaan tarif untuk menekan negara ke dalam konsesi ekonomi. Akhirnya, bukannya berakhir, perang dagang malah justru semakin memanas dan meluas.

BISNIS

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

13 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

2 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

2 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

3 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

3 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya