Iran Cabut Kesepakatan Nuklir, Harga Minyak Dunia Naik 6 Persen
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rahma Tri
Senin, 6 Januari 2020 10:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah terus melambung seiring memuncaknya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran. Sejak Jumat pekan lalu, harga minyak mentah Brent naik sekitar 6 persen mencapai di atas level US$70 per barel.
Kenaikan harga minyak ini terjadi setelah Departemen Luar Negeri AS mengatakan ada "risiko tinggi" serangan rudal di dekat pangkalan militer dan fasilitas energi di Arab Saudi. Tak lama kemudian, Iran mengatakan bahwa mereka tidak lagi menganggap dirinya terikat oleh perjanjian nuklir 2015 yang dinegosiasikan dengan AS dan kekuatan dunia lainnya. Hal ini juga sebagai respons atas pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani.
Konflik kedua negara kian panas karena Presiden Donald Trump mengatakan dia siap untuk menyerang "dengan cara yang tidak proporsional". Amerika Serikat menyatakan siap menyerang lebih dari 50 lokasi di Iran jika Teheran membalas pembunuhan Soleimani.
"Harga minyak akan tetap fluktuatif, siap untuk melompat lebih tinggi dengan setiap berita utama menunjukkan perubahan menjadi lebih buruk," kata Vandana Hari, pendiri Vanda Insights di Singapura, seperti dikutip Bloomberg, Senin 6 Januari 2020.
Menurut dia, AS dan Iran saling mengancam selama akhir pekan. Keputusan Teheran untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015, menandai peningkatan ketegangan cepat yang dapat berubah menjadi krisis terburuk di Timur Tengah.
Harga minyak Brent untuk kontrak Maret melonjak 2,14 persen atau 1,47 poin ke level US$ 70,07 per barel di ICE Futures Europe pada pukul 08.41 WIB. Kontrak naik 3,6 persen pada hari Jumat pekan lalu dan mengakhiri sesi di level tertinggi sejak 16 September.
Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari naik sebanyak 1,9 persen menjadi US$64,25 di New York Mercantile Exchange pada pukul 08.48 WIB.
Ketegangan yang meningkat antara AS dan Iran telah menyebabkan gangguan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pasar minyak. Namun sejauh ini gangguan tersebut hanya bersifat sementara.
Tahun lalu, Washington menyalahkan Teheran atas serangan sabotase terhadap supertanker dan serangan rudal dan drone pada pabrik pengolahan minyak mentah Abqaiq di Arab Saudi pada September. Hal ini menyebabkan penghentian pasokan terbesar dalam sejarah industri sehingga mendongkrak harga minyak dunia.
BISNIS