Warga Mengungsi karena Banjir, Okupansi Hotel Terkerek
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rahma Tri
Kamis, 2 Januari 2020 21:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan warga dari kalangan menengah atas di Jakarta yang terimbas banjir juga mengungsi dari rumahnya. Namun, mereka tak tinggal di pengungsian melainkan merogoh kocek lebih dalam untuk menginap di hotel.
Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan banjir yang melanda sebagian wilayah Jakarta dan sekitarnya membuat tingkat keterisian atau okupansi hotel di wilayah tersebut terkerek. Ternyata, selain warga yang kebanjiran, warga yang rumahnya tidak terendam banjir pun tidak sedikit yang ikut mengungsi ke hotel. Sebab, mereka enggan berdiam diri di rumah dengan kondisi tidak nyaman akibat pemadaman listrik dan terhentinya pasokan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat.
“Kenaikan okupansi ini berdasarkan informasi terakhir kami hanya terjadi di sekitar daerah terdampak. Data pastinya kami belum ada informasi. Akan tetapi, kenaikan tentunya akan paling terasa di hotel budget bukan hotel berbintang empat atau lima,” katanya kepada Bisnis pada Kamis2 Januari 2020.
Namun, kata Maulana, di beberapa wilayah di Jakarta juga terdapat beberapa hotel yang okupansinya justru menurun drastis akibat dikepung banjir. Misalnya sejumlah hotel di Kemang, Jakarta Selatan, yang terpaksa mengevakuasi tamunya menggunakan perahu karet. “Untuk informasi hotel mana saja yang terdampak banjir kami masih menghimpunnya,” ucapnya.
Kenaikan okupansi akibat dari banjir yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya ini dibenarkan oleh Lenny Julia, Corporate Communications Manager PT Sahid International Hotel Management & Consultant (Sahid Hotels). Dia menyebut, sebagian dari tamu di Grand Sahid Jaya Hotel, salah satu hotel milik jaringan Sahid Hotels di Jakarta Pusat itu merupakan warga yang terdampak banjir.
<!--more-->
“Tamu korban banjir ada beberapa yang menginap di Grand Sahid Jaya Hotel. Okupansi kami selama dua hari terakhir lebih tinggi dibandingkan dengan [periode yang sama] di tahun lalu,” katanya kepada Bisnis.
Menurut Lenny, kenaikan tersebut tidak terlalu signfikan apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019. “Masih di bawah 80 persen untuk okupansi dua hari terakhir ini di Grand Sahid Jaya Hotel,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Arie Irwanto, General Manager Kyriad Hotel Fatmawati. Dia menuturkan sebagian dari tamu yang datang menginap ke hotel berbintang tiga di Jakarta Selatan itu merupakan warga yang terdampak banjir. “Ada impact dari banjir dan mengakibatkan beberapa orang [warga] yang memilih mengungsi di hotel kami," kata dia.
Arie mengungkapkan peningkatan okupansi yang terjadi saat banjir melanda ibukota dan sekitarnya tidak begitu signifikan. Menurutnya, peningkatan tersebut tidak lebih dari 30% dari rerata okupansi harian.
Adapun salah satu Online Travel Agent (OTA) di Tanah Air, yaitu Traveloka memberikan promosi khusus bagi warga Jakarta dan sekitarnya yang terdampak banjir dan ingin mengungsi ke hotel. Traveloka memberikan diskon 10 persen, atau potongan hingga Rp200.000 untuk pemesanan hotel dengan transaksi minimum Rp300.000 pada 1-2 Januari 2020 dengan periode menginap kapan pun.
“Untuk warga Jakarta dan sekitarnya yang rumahnya sedang terkena banjir, apabila membutuhkan tempat menginap sementara, dapat gunakan kode promo "BANJIRMELIPIR" untuk mendapatkan diskon s.d IDR 200,000 untuk booking hotel di aplikasi Traveloka,” demikian dinyatakan oleh Traveloka melalui akun Twitter resminya @traveloka pada Rabu kemarin.
BISNIS