Jokowi Buka Lebar Investasi di Sektor Baja, Besi, dan Petrokimia

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Kamis, 12 Desember 2019 07:00 WIB

Presiden Joko Widodo usai menyaksikan drama #PrestasiTanpaKorupsi dalam rangka memperingati Hari Antikorupsi Sedunia di SMKN 57, Jakarta, 9 Desember 2019. TEMPO/Ahmad Faiz

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi ingin Indonesia membuka pintu selebar-lebarnya untuk investasi di bidang besi, baja dan petrokimia. Investasi di tiga sektor itu diyakini akan dapat menekan defisit neraca transaksi berjalan.

Pernyataan itu disampaikan oleh Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu 11 Desember 2019, dalam rapat terbatas membahas akselerasi implementasi program perindustrian dan perdagangan. Dalam rapat itu, Presiden Jokowi menyatakan fokus pemerintah adalah menjaga pertumbuhan ekonomi agar tetap positif, menekan defisit transaksi berjalan serta memperbesar surplus neraca perdagangan.

Oleh karena itu, Jokowi mengatakan pemerintah harus berkonsentrasi kepada langkah-langkah terobosan untuk pengurangan angka impor.

Mengutip data impor Badan Pusat Statistik (BPS), Jokowi mengatakan, impor bahan baku atau bahan baku penolong memberikan kontribusi yang besar sebesar 75,06 persen terhadap total impor pada Januari—Oktober 2019. Adapun kontribusi impor barang modal mencapai 16,65 persen dan barang konsumsi 9,29 persen.

Apabila dilihat lebih dalam lagi, kata Jokowi, impor bahan baku yang masih besaradalah besi baja yang mencapai US$ 8,6 miliar. Sementara impor petrokimia sebesar US$ 4,9 miliar.

Advertising
Advertising

"Beranjak dari data tersebut, saya minta peluang investasi, tolong digarisbawahi, industri substitusi impor harus dibuka lebar. Berarti tadi besi baja, industri kimia atau petrokimia harus betul-betul dibuka karena ini subtitusi impor," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan peluang investasi di sektor subtitusi impor harus menjadi catatan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan Menteri Koordinasi Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Menurutnya, harus ada langkah-langkah konkret untuk mendorong tumbuhnya industri pengolahan seperti besi, baja dan petrokimia.

BISNIS

Berita terkait

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

16 menit lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

4 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

5 jam lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

6 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

16 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

17 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

18 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

21 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

22 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

23 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya