Pengalihan Bandara Kertajati, Sektor Pariwisata Bandung Anjlok
Reporter
Aminuddin
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 11 Desember 2019 10:55 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Pengalihan 13 rute penerbangan dari bandar Husein Sastranegara Bandung menuju Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, dinilai membuat bisnis sektor pariwisata di Kota Bandung lesu. Pasalnya jumlah wisatawan lokal yang datang ke kota Bandung berkurang.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari mengatakan penurunan signifikan terjadi saat pengalihan rute penerbangan dilakukan sejak Juli 2019, lalu. Jumlah penumpang yang masuk ke kota Bandung mengalami penurunan sebesar 62 persen pada bulan Juli 2019 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
"Jumlah penumpang yang masuk ke Kota Bandung melalui Bandara Husein menurut Data dari Angkasa Pura II mengalami drop sebesar 62 persen jika dibandingkan dengan kondisi di bulan Juni 2019," ucap Kenny kepada Tempo, Selasa, 10 Desember 2019.
Rinciannya, kata dia, jumlah penumpang yang masuk ke Kota Bandung pada Juni 2018 mencapai 300.676 orang. Sementara pada Juli 2019, jumlahnya turun menjadi 114.309 orang. "Kalau untuk jumlah penumpang dari Luar Negeri ke Kota Bandung tidak terlalu berpengaruh secara signifikan," katanya.
Selain itu, kata dia, pada Juli 2019, jumlah pengiriman barang melalui alur cargo di bandara Husein mengalami penurunan sebesar 71 persen dibandingkan Juni 2019. "Ini lebih mengkhawatirkan, karena dapat berdampak pada sektor ekonomi lainnya seperti pembengkakan ongkos distribusi barang atau mendatangkan bahan baku atau barang jadi," kata dia.
Meski begitu, Kenny mengatakan secara keseluruhan untuk jumlah total wisatawan yang datang ke kota Bandung pada 2019 ini masih dalam tahan pengumpulan data dan baru akan kelihatan pada akhir Desember 2019, nanti.
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan pengalihan rute penerbangan dari bandara Husein menuju BIJB, secara kasat mata memang berdampak pada sektor pariwisata di Kota Bandung. "Itu secara kasat mata jadi bermasalah terhadap perekonomian," ucap Ema.
<!--more-->
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Herman Muchtar mengatakan pemindahan 13 rute penerbangan itu memang cukup berdampak terhadap bisnis sektor pariwisata di kota Bandung. Jumlah wisatawan yang datang ke Bandung pun menurun.
"Iya kan 13 penerbangan dipindah ke Kertajati dan yang tersisa hanya dua rute saja, itu jelas berefek pada kunjungan wisman wisnus di Bandung," katanya.
Muchtar mengatakan sejak rute penerbangan dipindah ke Kertajati, membuat wisatawan lokal ataupun asing yang hendak ke Jakarta, sebelumnya selalu transit ke Kota Bandung kini memilih langsung ke Jakarta lantaran rute penerbangan dipindah ke bandara Kertajati. "Dari pada mereka transit di Kertajati mendingan langsung ke Jakarta," ujar dia.
Menurut dia, hal itu bisa terlihat dari okupansi hotel yang menurun sebesar 20 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. "Okupansi hotel jelas turun itu sekarang turun 20 persen dan secara nasional juga turun 25 persen," ucapnya.
"Ya 2019 yang jelas dalam kenyataannya itu kunjungan wisman dan wisnus itu menurun dibandingkan tahun 2018. Kenapa demikian karena tingginya tiket pesawat, kemudian dengan kondisi ekonomi kita juga yang melemah, ditambah kondisi jalanan di Bandung yang macet juga," ujarnya.