BI Ungkap Alasan Pertumbuhan Ekonomi RI Hanya 5 Persen Tahun Ini

Senin, 2 Desember 2019 20:07 WIB

Foto areal suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis 14 November 2019. APBN diharapkan bisa menjadi pendongkrak bagi pertumbuhan ekonomi. Maka program priortas yang masuk dalam pendanaan APBN harus digenjot realisasinya. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI memperkirakan sepanjang 2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya di kisaran 5,1 persen. Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayani menjelaskan pertumbuhan ekonomi tersebut sejalan dengan konsumsi rumah tangga yang masih kuat.

"Dari sisi konsumsi pertumbuhan masih cukup kuat, dari dukungan belanja pemerintah untuk konsumsi khususnya di kelompok berpendapatan di bawah kan juga itu banyak," kata Destry kepada awak media di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Senin 2 Desember 2019.

Adapun di Istana Kepresidenan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memperkirakan sepanjang tahun 2019, Indonesia hanya mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi antara 5,04-5,05 persen. Kendati demikian, pertumbuhan itu, kata Jokowi, patut disyukuri di tengah pertumbuhan ekonomi negara lain yang menurun.

Jokowi juga menyatakan bahwa mempertahankan pertumbuhan ekonomi pada 2020 bukanlah hal yang mudah. Menurut dia, tahun depan kunci pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen ada pada investasi.

Selain itu, lanjut Destry sampai akhir tahun, pertumbuhan ekonomi juga diharapkan didorong oleh perbaikan iklim investasi. Hal ini diharapkan bisa mendorong ekonomi lewat datangnya investasi pada tahun ini tetapi juga tahun depan.

Advertising
Advertising

Destry juga menjelaskan transmisi penurunan tingkat suku bunga acuan BI sejak Juli 2019 kemarin diharapkan bakal mulai terasa tahun depan. Diharapkan, 1 hingga 3 bulan ke depan penurunan tingkat suku bunga bakal memberikan dampak terhadap pertumbuhan kredit.

Mantan Kepala Ekonomi Bank Mandiri ini juga tak menampik bahwa kondisi ekonomi global yang melambat dan ketidakpastian perang dagang juga memperparah kondisi ekonomi domestik. Apalagi Indonesia terdampak lewat batu bara yang menjadi salah satu komoditas utama ekspor ke beberapa negara.

"Jadi dari sisi eksternal memang ekonomi domestik menghadapi tekanan yang cukup tinggi. Untung saja program b20 udah jalan, jadi kalau kita lihat impor minyak dan gas itu turunya signifikan," kata Destry.

Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

14 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya