TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun depan tak bakal menyentuh angka 5 persen. Lembaga ini memperkirakan pertumbuhan domestik di tahun 2020 hanya akan berada pada angka 4,8 persen.
Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mengatakan, target pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerintah pada 2020 sebesar 5,3 persen terlalu tinggi. Apalagi, sudah banyak lembaga dunia justru memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia justru di bawah 5,1 persen.
"Dengan asumsi 5,3 persen, menjadi tidak realistis untuk 2020 mendatang karena beberapa lembaga meyakini sangat sulit tercapai," kata Tauhid dalam acara berjudul "Proyeksi Ekonomi Indonesia 2020" yang digelar Indef di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Selasa 26 November 2019.
Sebagai gambaran, Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 bakal berada pada level 5 persen. Proyeksi OECD tersebut tertuang pada OECD Economic Outlook November 2019.
Sedangkan, International Monetary Fund atau Dana Moneter Internasional (IMF) dan World Bank memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 5,1 persen. Adapun, Asian Development Bank (ADB) telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal berada di angka 5,2 persen.
Sementara itu, kajian Indef menyebut bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang perlu segera diselesaikan supaya pertumbuhan ekonomi bisa sesuai harapan. Apalagi, saat ini ekonomi domestik saat ini masih bergantung pada konsumsi rumah tangga.
Sedangkan dua sektor lain yakni investasi dan perdagangan internasional belum bisa berperan untuk menyumbang pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Peran investasi terhambat langsung dengan iklim investasi yang belum kondusif, karena rumitnya regulasi.
DIAS PRASONGKO